Tawar Menawarkan



Akuarium ini sudah kumantrai jampi-jampi pelindung untuk menjagamu, meskipun itu bukan perisai baja. Aku adalah air di dalamnya, jangan terlalu risau. Aku air tawar. Dan kamu yang bergerak-gerak hidup di dalam akuarium ini. Kamu hidup, aku menghidupimu.

Masih terdengar jelas dengung ceritamu yang lalu, tentang berbagai harapan yang kau sematkan pada air-air sebelumnya. Aku tak sepenuhnya menyalahkan, namun kamu juga tak seutuhnya membenarkan. Jelilah memilih air, bedakan antara air tawar dan air garam. 

Aku tak banyak menjanjikan, setidaknya jernih ini sudah mengganti hari kelam kemarin. Jangan pernah takut lagi lukamu perih karena tersiram air garam, rasa tawarku bisa menetralkan, membersihkanmu dari luka-luka, dan mendampingimu dalam penyembuhan. 

Ini bukan perkara tepat waktu dalam menemukan, namun waktu yang tepat dalam menemukan. Seperti halnya kita yang sekarang sepaket. Sudah sudah, ceritamu yang lalu itu kita sebut saja kenangan. Tak perlu menilik ataupun menengok ke belakang. Bukankah itu seperti bayang-bayang. Bayang memang tak terkejar. Sedang kita hidup untuk masa depan.

Lupakan sobekan luka yang mungkin pernah mengenai sirip, tubuh, kening atau bahkan luka sesungguhnya di dalam hatimu. Lupakan!

Di sini tak ada lagi yang menggaramimu, membuat lukamu semakin mengangga. Perih. Aku penawar dari air tawar.

“Hey, mengapa kau berhenti bergerak. Kau tak mati kan, ikan?”


-          Niatnya ini FlashFiction, tapi cenderung banyak gak jelasnya. Biarin! Ha ha ha