Kokain, yang sering disalahgunakan, di dalam Cerita, Napza
(Sumber: B. A., Barmin. 2006. Awas Bahaya NAPZA Narkoba, Psikotoprika dan Zat Adiktif. Jakarta: Swakarya.)
Merasa kurang puas dengan hasil angket yang kudapat. Namun itu merupakan indikasi bahwa asumsi Kak Erda benar. Sebagian besar remaja ternyata belum mengetahui masalah narkoba dan penyalahgunaannya. Akibat negatifnya, sebagian besr korban penyalahgunaan narkoba disebabkan karena mereka tidak mengerti tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. “Aduh, hasil angket kakak sepertinya nihil.” “maksdunmu?” “hasil angket di kelasku, misalnya, anak yang tahu tentang narkoba hanya seorang. Berarti hanya sekitar 2,5%.” “hasilnya seperti itu pun tidak mengapa. Memang begitulah asumsi yang mendasari pemikiranku dalam membuat skripsi. Kamu sendiri termasuk yang mana?” “saya termasuk yang belum tahu. Bukankah saya baru mendapat pengetahuan tentang ganja saja? anak yang tahu masalah narkoba itu pun sekarang sudah tidak masuk sekolah.” “mengapa?” “ya karena narkoba” “maksudmu?” “ceritanya panjang. Alasan tidak masuk sekolah anak tadi karena tidak ada lagi yang membiayai sekolah. Tadinya ia dibiayai oleh ibunya yang sudah janda. Sekarang ibunya masuk tahanan.” “mengapa?” “karena dituduh mengkorup injective cocain di tempat kerjanya.” ‘mengapa ia sampai berbuat senekad itu?” “wah ceritanya panjang, kak. Masih katanya lagi, ia terpaksa mengkorup injective cocain karena dipaksa kenalan barunya yang pencandu narkoba.” “itulah narkoba. Efek negatifnya berimbas cukup jauh terhadap orang lain yang bukan pemakai.” “kak, yang dimaksud injective cocain itu apa?” “kok malah bertanya? Yang membawa berita tentang injective cocain itu kan kamu. Saya pikir kamu sudah memahami barang itu.” “saya kan sudah bilang, yang ceritakan itu Cuma dari teman. Jadi, sekarang giliran Kak Erda untuk menerangkannya.” “baiklah, injective cocain itu kokain yang berupa cairan atau larutan.” “injective cocain itu digunakan untuk membius pasien yang akan dioperasi ya kak?” “betul” “lalu, yang dimaksud kokain itu apa?” “kokain itu diperoleh dari daun tanaman koka, tetapi tidak dirokok seperti daun ganja. Ciri tanaman kokain adalah sebagai berikut: pertama, jenis, ciri-ciri: termasuk tanaman perduatau belukar; kedua, bagian tanaman: batang, ciri: berkayu, tingginya sampa 3 meter; ketiga, bagian tanaman: cabang dan ranting, ciri: berkayu; keempat, bagian tanaman: daun, ciri: tidak bertangkai, berhelai satu, menempel pada cabang dan ranting, bentuknya bulat lonjong, ujungnya lancip menjarum, kaku, permukaan licin dan ukurannya kecil; kelima, bagian tanaman: bunga: berwarna putih kecil, muncul di ketiak daun dab selalu tersusun berganda lima; keenam, bagian tanaman: buah, ciri: berbentuk bulat lonjong keras, sebesar kacang tanah, berwarna kuning, dan kalau sudah tua warnanya berubah menjadi kemerahan.” “lalu, bagaimana cara memanfaatkan daun koka itu kak?” “begini, setelah dipetik, daun koka itu lalu dikeringkan, diolah dengan bahan kimia, diuapkan dengan penyulingan, dan akhirnya akan menghasilkan kokain.” “kokain yang dihasilkan itu wujudnya seperti apa, kak?” “kokain yang dihasilkan berupa zat atau serbuk berwarna putih. Kalau dicicipi rasanya pahit dan menyebabkan tidak terasa seperti menebal. Serbuk kokain itu bersifat hidroscopisch. Karena pengaruh udara dapat menjadi basah dan berair. Selain itu, ada juga kokain yang berupa cairan atau larutan yang disebut injectia-cocain, seperti yang kamu ceritakan tadi. Injectie cocain itu tidak berwarna dan biasanya dikemas dalam ampul. Sebetulnya kokain itu dapat digunakan untuk anesthesia (pembiusan) local dalam bidang pengobatan. Kokain dapat memberikan stimulasi pada system saraf pusat dan menyebabkan matinya saraf perasa. Kalau diberikan dengan suntikan intravena daya kerjanya singkat. Pemakaian local pada bagian tubuh tertentu dapt menghambat kondisi urat saraf.” “jadi, kokain itu sebetulnya merupakan obat ya, kak?” “betul. Tetapi kenyataannya pada akhir ini koian banyak disalahgunakan. Keracunan kronis kokain menyebabkan terjadinya halusinasi. Penderita merasakan seolah-olah ada sesuatu yang merayap di lapisan bahwa kulitnya. Hal itu menyebabkan timbulnya rasa yang sangat gatal. Oleh karena itu, pecandu kokain sering menggaruk kulitnya sampai robek. Ciri pecandu kokain lainnya dapat dilihat antara lain dari mata pupil yang melebar. Pemakain kokain juga menyebabkan kecanduan dan ketergantungan. Kalau orang sudah ketagihan atau ‘sakaw’, tak ubahnya seperti orang sekarat. Karena harganya sangat mahal maka orang laly menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.” “mereka itu konyol amat. Dihindarkan saja sulit, penderita malah dicari. Apakah aday ang sampai dihukum mati?” “ada, bahkan daftar terpidana mati kasus napza lainnya di Indonesia sudah cukup panjang. Pada awal tahun 2005 saja, lima orang terpidana mati menanti pelaksanaan eksekusi. Vonis hukuman ati lima terpidana mati itu sudah berkekuatan tetap, setelah permohonan grasi mereka ditolak oleh presiden.” “orang mana saja terpidana mati itu, kak? Beraninya mereka merusak masa depan generasi muda kita.” “apakah kamu perlu mengetahuinya?” “ya, sekedar ingin tahu saja. siapa tahu, terpidana lepas dari tahanan, aku dan temanku dapat rame-rame ikut menangkapnya.” “tetapi, kalian jangan suka main hakim sendiri, lo. Sekadar untuk diketahui, lihat daftar lima terpidana mati yang ditawan di LP Tangerang, sebagai berikut: Pertama, name: Samuel Iwuchekwu Okoye, address: Anambra State, Ogidi IGA, Nigeria, year: 30 years old, gender: man, job: none, religion: Kristen Protestan; kedua, name: ndra Bahadur Tamang, born: Nuwakot, 11 February 1980, gender: man, adress: Deurali 8 Nuwakot, Nepal, religion: Budha, job: bisnisman, education: Senior High School, no. passport: 12255652; ketiga, name: Muhammad Abdul Hafez, born: Karachi, age: 32 years old, gender: man, address: Pakistan 5137 Landhi No.1, Karachi Pakistan, religion: Islam, job: bisnisman; keempat, name: Namaona Denis, age: 35 years old, man, address: Malawi, 103 Port Hard RD WNANZA Malawi, religion: Islam, job: bisnisman.” “para penyelundup itu banyak yang berkulit hitam a, kak?” “betul, mereka berani menyelundupkan narkoba dengan cara yang nekad.” “contohnya?” “contohnya sudah cukup banyak. Pada akhir tahun 2003 lalu, misalnya seorang warga Sierra Leone tertangkap di Bandara Polonia, Medan. Ia menelan 65 kapsul heroin yang akan diselundupkannya.” “menelan? Maksudnya” “ya menyembunyikan narkoba yang diselundupkan itu dalam perut. Setelah ditangkap, orang itu lalu dibawa ke rumah sakit untuk mengeluarkan 65 kapsul heroin dari perutnya.” “caranya?” “ya, seperti orang yang mengeluarkan feses atau tinja dari dalam perut. Nah, kamu masih ingin tahu tentang masalah kokain?” “pasti, kak, pasti. Mm, bagaimana asal mulanya sampai kokain disalahgunakan orang?” “ada ceritanya, penduduk Amerika latin seperti penduduk Bolivia, Peru dan Chile, banyak menggunakan daun koa yang masih muda. Penduduk suku Indian itu biasa mengunyah daun koay ang masih muda dan menelan airnya seperti halnya orang makan kapur sirih di sini. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan daya tahan lapar, mendapatkan kekuatan untuk memikul beban berat dan mendapatkan daya tahan untuk berjalan jauh.” “jadi kokain itu mereka gunakan untuk membius saraf perut agar dapat merasakan lapar atau saraf lain agar tidak merasakan lelah, begitu ya, kak?” “kalau mereka tahu efek penggunaan kokain, mungkin juga begitu maksudnya. Daya kerja kokain itu kan dapat melumpuhkna saraf perasa. Tetapi mereka itu orang awam yang melakukan peruatan itu karena menirukan kebiasaan orang tua mereka.” “apaka di Indonesia juga terdapat tanaman koka, Kak?” “tanaman koka itu sebetulnya dari amerika selatan. Pemerintah colonial belanda pernah menanam koka di jawa dan dinamakan java coca. Waktu itu pemerintah colonial menanam java coca sebagai bahan ekspor untuk mendapatkan devisa. Konon ceritanya, kadar alkoloida tanaman java coca cukup tinggi.” “dasar colonial, yang dipikir hanya devisa, pemasukan uang ke kas Negara, tanpa memikirkan akibat terhadap kesehatan rakyat. Apakah sampai sekarang tanaan java coca itu masih ada, kak?” “sebetulnya tahun 1971, sisa tanaman java coca masih banyak terdapat di Jawa Timur. Pada tahun 1972, sisa tanaman java coca telah dibasmi. Jumlah tanaman koka yang dimusnahkan waktu itu tidak kurang dari 23 batang.” “wah, pengetahuan kak yus tentang narkoba cukup banyak, ya, saya yakin yang kaak susun nanti jadi bagus.” “apakah kamu sudah merasa puas hanya dapat membuat tulisan bagus?” aku tak dapat segera menjawab, pertanyaan Kak Erda. Jawaban pertanyaan itu baru kudapat sesaat kemudian. Yang lebih penting daripada tulisan bagus adalh berguna bagi masyarakat, berguna pagi para pembaca yang sangat membutuhkan. “tahu jawaban pertanyaanku?” “ya, kak” “nah sekarang aku minta bantuanmu lagi. Adakan pengamatan di lingkungan sekolahmu. Apakah ada kebiasaan atau kegiatan di lingkungan sekolahmu yang memberikan pengaruh negative pada siswa, khususnya pengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba.” Aku mengangguk pelan sambil membayangkan keadaan di lingkungan sekolahku. Aku teringat bahwa tidak jauh dari sekolahku terdapat sebuah diskotek. Saya dengar diskotek itu telah mempengaruhi beberapa orang siswa di sekolahku sehingga mereka tidak disiplin masuk sekolah. Bahkan ada gossip kalau diskotek itu jgua menjual ekstasi bagi pengunjungnya.