Ekstasi dan Shabu-Shabu, di dalam Cerita, Napza
(Sumber: B. A., Barmin. 2006. Awas Bahaya NAPZA Narkoba, Psikotoprika dan Zat Adiktif. Jakarta: Swakarya.)
Setelah aku melepas lelah sehabis makan siang, Kak Erda langsung menanyakan hasil dari pengamatanku. Ia menanyakan apakah di lingkungan di sekolahku ada kegiatan yang memberikan pengaruh buruk terhadap para siswa, khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. “bagaimana hasil pengamatan yang kamu lakukan di lingkungan sekolahmu?” “masalah itulah yang sekarang sedang menghangat di lingkungan sekolahku, kak.” “apa maksudnmu menghangat.” “keluarga besar sekolahku dengan didukung para orang tua siswa menuntut agar diskotek yang berada tidak jauh dari sekolahku segera ditutup.” “mengapa?” “keberadaan diskotek itu telah mempengaruhi sikap beberapa orang siswa. Ada beberapa orang siswa yang lebih suka duduk santai di diskotek itu daripada masuk sekola. Selain itu, polisi telah membuktikan bahwa diskotek itu menjual ekstasi kepada para tamunya.” “apakah siswa sekolahmu ada yang suka datang ke diskotek itu?” “kabarnya ada, kak.” “apakah temanmu itu datang ke diskotek atas kemauannya sendiri?” “sepertinya, pada mulanya, mereka hanya ikut-ikutan saja. tetapi selanjutnya, mereka tentu datang atas kemauan sendiri.” “betul, apalagi kalau mereka sudah terjerat pada penyalahgunaan ekstasi. Banyak anak muda yang telah menjadi korban dan bahkan terjerat banyak hutang karena ekstasi tersebut dijual dengan berbagai cara. Selanjutnya, kamu tidak berarti lagi meminta uang kepada orang tuanya, beberapa anak muda lalu melakukan berbagai macam kejahatan. Mulai dari penjambretan, perampasan, penodongan, dan pencurian. Oleh karena itu, kamu harus pandai menjaga diri agar tidak terpengaruh oleh rayuan pengedar ekstasi. Kamu tidak usah mencari hiburan ke tempat rawan seperti diskotek itu. Makin banyak tempat hiburan lain yang lebih baik.” “percayalah, kak, aku siap menjaga diri. Lebih-lebih, selama ini aku akan juga akitf ikut latihan bela diri.” “untuk melindungi diri dari pengaruh buruk narkoba tidak cukup hanya dengan kemampuan bela diri. Banyak yang harus dilakukan. Masalahnya, pengedar narkoba itu begitu nekad agar dapat menjerat calon korbannya.” “mm, bagaimana cara menolak kalau yang menawarkan narkoba itu seorang teman, kak?” “lihat brosur ini! Di dalam brosur ini terdapat resep untuk menoak tawaran menggunakan dan mengedarkan narkoba. Kau dapat memahami dan mempelajarinya.” “wah terima kasih kak. Brosur ini akan saya pelajari sungguh-sungguh dan saya terapkan dalam pergaulan sehari.” “memang seharusnya begitu. Selain berani mengatakan tidak untuk narkoba, kamu juga harus dapat mengenali jenis , kamu juga harus dapat mengenali jenis dan ciri narkoba.” “yang itu memang penting kak, dengan peengetahuan tentang narkoba itu maka seseorangakan dapat membedakan manatawaran yangbaik dan mana tawaran yang menyesatkan dan harus ditolak. Berkaitan dengan bahaya pengaruh ekstasi dari diskotek di dekat sekolahku, maka kali ini saya minta kakak menerangkan masalah ekstasi. Mm mengapa kestasi itu dikatakan pil? Apakh termasuk jenis obat? Sebelumnya tolong bacakan isi brosurnya dong” “ya oke, dengar ya! Tips bagaimana cara mengatakan Tidak terhadap Narkoba, dengan Mengatakan: Katakan TIDAK terhadap godaan menggunakan Narkoba. A) Siapkan dirimu untuk menghadapi berbagai tekanan yang ditawarkan oleh temanmu: pertama, tawaran tersebut dalam suasana bersahabat dan sekedar bercanda, katakanlah sesuatu yang lucu untuk keluar dari situasi itu; kedua, kalau tekanan dari temanmu makin kuat dan mengancam kamu, sebaiknya kamu jangan meladeni mereka lagi dan mulai cari teman baru!; ketiga, siapkan beberapa alasan untuk mengatakan TIDAK yang penting alasan tersebut harus jujur dan sederhana. Kamu tidak perlu menjelaskan dengan panjang lebar kepada mereka, cukup katakan maaf, aku tidak mau, sorry nih, gue enggak mau narkoba. B) Mungkin kamu harus berulang memberitahu temanmu tentang pendirianmu. Dan mungkin temanmu tidak suka jika kamu mengatakan TIDAK terhadap tawaran mereka, tetapi kamu harus megatakan TIDAK dan terus mengingatkan mereka pendirianmu, carilah kegiatan lain dengan mengatakan Enggak aku mau nonton saja!; C) Gantilah topic pembicaran seperti Aku mau pergi dulu ada janji nih!; D) Hindarilah kelompok temanmu yang kamu tahu adalah kelompok pengguna maupun pengedar narkoba, ini berarti kamu harus tetap main dengan orang tertentu dan di tempat tertentu pula; E) Jika temanmu menitipkan sesuatu kepada kamu dan meminta kamu untuk mengantarkannya yang harus kamu lakukan: lihat dulu barang yang dititipkan jika barang itu adalah narkoba: pertama, cobalah menolaknya dengan halus atau dengan sesuatu yang lucu seperti emang aku tempat penitipan hehehe, sorry aku orangnya pelupa entar barang kamu hilang; kedua, jika dengan cara halus temanmu tetap memaksa, katakan dengan tegas untuk menolak tawaran tersebut, kamu tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepada mereka yang penting alasan itu jujur dan sederhana, kamu bisa mengatakan sorry aku tidak bisa, sorry aku tidak mau; ketiga, jika dengan cara tersebut, temanmu masih tetap memaksa bahkan mengancam, mintalah tolong ke orang terdekat kamu, seperti orang tua, teman dekat, guru di sekolah; F) Hindarilah teman yang mengajak kamu untuk mengedarkan narkoba. (Sumber: resep untuk menolak tawaran menggunakan atau mengedarkan narkoba yang diterbitkan Yayasan Pelita Ilmu bersama BC Bonzie dan ILO).” “Kak, mengapa orang menenggak ekstasi sampai over dosis?” “jadi yang diberi kandungan logam bukan hanya bom saja ya kak. Kalau sudah tahu begitu bahaya, mengapa masih banyak orang yang mau mengkonsumsinya? Harus beli mahal lagi.” “orang tertentu mempunyai sifat ingin menunjukkan kelebihan dirinya daripada orang lain, berbeda dengan orang lain atau ingin dibilang gaul, tidak ketinggalan mode, walaupun dengan cara negative. Sifat seperti itu sering muncul ketika seseorang bertemu dengan lawan jenisnya, di tempat hiburan seperti di bar dan diskotek misalnya. Biar dibilang hebat, orang lalu menenggak ekstasi dengan iringan music agar dapat tripping atau berjoged dalam waktu lama. Walaupun daya tahan tubuh dan kesenangan yang diperoleh itu hanya bersifat sementara. Ekstasi memang dapat merangsang tubuh bekerja di luar batas kemampuan. Pengerahan tenaga yang besar dalam waktu lama itu dapat menyeabkan terjadinya kekeringan cairan tubuh. Beberapa orang pengguna ekstasi telah meninggal karena terlalu banyak minum akibat rasa haus yang berlebihan. Setelah efek pemakaian ekstasi habis, beberapa jam kemudian, pemakai akan tidur laam, depresi dan apatis. Selanjutnya pengaruh ekstasi pada organ tubuh pemakainya terjadi pada bagian sebagai berikut: pertama, otak, pengaruh yang ditimbulkan: depresi, panic, cemas, jaringan saraf rusak; kedua, kulit, pengaruh yang ditimbulkan: pembuluh darah pecah sehingga timbul bercak merah; ketiga, jantung, pengaruh yang ditimbulkan: detaknya kacau; keempat, hati, pengaruh yang ditimbulkan: rentan terhadap penyakit kuning, hepatitis, peradangan, dan gagal hati; kelima, ginjal, pengaruh yang ditimbulkan:gagal ginjal; keenam, alat regenerasi, pengaruh yang ditimbulkan: merusak alat regenerasi.” “sebenar kak. Ekstasi itu terbuat dari bahan apa sehingga dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul?” “ada baiknya kamu mengetahui bahan untuk membuat ekstasi. Hal itu akan bermanfaat agar kamu tidak dimanfaatkan orang untuk menyimpan atau membawa bahan terlarang itu. Lebih kamu menjadi petugas forensic, kamu harus mengenali bahan untuk membuat obat terlarang.” “apakah petugas kepolisian sudah pernah menyita bahan untuk membuat obat terlarang yang cukup banyak, kak?” “ya, bahkan berita itu sangat mengejutkan.” “mengapa?” “pada pertengahan bulan April 2005, satgas BNN (Badan Narkotika Nasional) berhasil menembak mati bos pabrik ekstasi. Selain itu juga menyita barang bukti, termasuk bahan untuk membuat ekstasi. Pabrik ekstasi di Bogor itu disebut sebagai pabrik terbesar di dunia. Ozet pabrik itu per harinya mencapai 12 miliar rupiah, dengan kapasitas produksi 254000 pil ekstasi per hari. Pemilik pabrik tersebut bernama Hans Philip, omset per bulan Rp189miliar dengan asumsi Rp50000 per butir. Barang bukti: 52 drum Methamphetamine (bahan pembuat ekstasi) per drum berisi 200 liter.” Aku merasa kaget dan bertanya begitu karena sebelumnya tidak menduga kalau ekstasi itu sudah dapat dibuat dalam negeri. Sebelumnya aku hanya berpikir bahwa ekstasi itu barang impor. Bahkan aku pikir orang asing yang ingin merusak generasi bangsa ini, ternyata bangsa sendiri tega berbuat sejahat itu karena ketamakan dan kerakusan. “mengapa bengong?” “aku tidak bengong, kak. Aku merasa kecewa pada sikap bangsa kita sendiri. Mengapa ada orang yang tega merusak masa depan generasi muda bangsa sendiri, bahkan mungkin anak cucu mereka sendiri. M, hasil produksi ekstasi sebanyak itu tadi dipasarkan ke mana saja,kak?” “menurut hasil pemeriksaan polisi, hasil produksi pabrik sudah ada yang diekspor.” “selebihnya?” “ya dipasarkan di dalam negeri.” “di dalam file Kak Erda terdapat data tersebut, kabarnya harga eceran jauh lebih mahal, sampai ratusan ribu, ya Kak. Mengapa orang mau membeli barang yangtak bermanfaat sampai semahal itu?” “orang yang kecanduan ekstasi berusaha mati-matian untuk mendapatkannya, walaupun harga mahal, dan mereka tak punya uang sepeser pun. Kalau begitu, si pencandu akan terdorong untuk melakukan kejahatan. Ya mencuri, menjambret, menodong, merampok, dan lainnya. Jadi pencandu ekstasi itu mempunyai peluang besar untuk masuk penjara.” ‘ya kalau tidak habis digebuki massa, kak.” “sebaiknya massa tidak main hakim sendiri karena justru akan menguntungkan sindikat pengedar narkoba. Kalau seorang pencandu atau pegedar narkoba tertangkap dan digebuki sampai mati, polisi justru akan kesulitan melacak dan mengembangkan kasusnya agar dapat tangkapan yang lebih besar.” “pecandu ekstasi itu apakah tidak menghentikan kebiasaanya, kak?” “pengguna ekstasi cenderung meningkatkan dosis ekstasi yang dikonsumsinya. Penghentian pemakaian secara mendadak menyebabkan tubuh pemakai menjadi lemas tak berdaya. Bahkan dapat membuat yang bersangkutan sekarat. Itulah yang dinamakan kegergantungan atau adiksi, karena ekstasi memang zat adiktif, kalau korban dirawat di rumah sakit ketergantungan obat pun, membutuhkan wktu lama dan sulit sembuhnya. Lebih tempat untuk merawat korban kecanduan narkoba sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah korban penyalah gunaan narkoba yang jumlahnya terus bertambah.” “bahan untuk membuat ekstasi itu apa saja?” “mengenai pembuatan ekstasi itu ada sejarahnya. Dalam proses kimianya, bahan utama ekstasi dinamakan ‘3,4 Methylenedioxymethamphetamin’ yang disingkat MDMA. MDMA merupakan bahan aktif utama ekstasi. MDMA ditemukan pertama kali pada tahun1898 di laboratorium di Darmstadt, Jerman. Perusahan farmasi itu memproduksi dengan tujuan untuk mengurangi nafsu makan penggunanya. Bahan dasar yang digunakan adalah saprol dari biji muskat yang banyak terdapaat di Negara Timur Tengah. Pada tahun 1912, merek mendapat lisensi untuk memproduksi obat barunya. Obat ini pernah digunakan oleh Kaisar Wiliem II yang memang gemar berpesta pora. Empat puluh tahun kemudian, Angkatan Darat Amerika Serikat memerintahkan untuk membuat obat semacam itu dengan tujuan untuk membongkar kebohongan mata-mata. Sifat obat dapat merangsang kegembiraan berlebihan itu diharapkan dapat membuat mata-mata yang tertangkap mengoceh. Namun usaha itu ternyata tidak berhasil. Pada tahun 1950, Perusahaan Dow Chemical melakukan penyelidikan terhadap MDMA. Baru pada tahun 1967, Alexander Shulgin menemukan obat baru yang diberi nama ‘pil rekreasi’. Pada tahun 1970, pil rekreasi dicoba oleh seorang psikiater pada pasiennya agar mau mengungkapkan isi hatinya.” “pasien psikiater itu orang sakit jiwa ya, kak? Mengapa orang sekaragn tidak sakit jiwa pun suka menenggak pil yang mengandung MDMA?” “itulah perkemabngan selanjutnya. Semakin banyak orang menyatakan sakit jiwa melalui tindakan mengkonsumsi pil ekstasi itu. Akibatnya, semakin banyak pula orang membuat pil ekstasi secara illegal dengan sembunyi. Dosis pil ekstasi itu tidak terukur. Apakah pil yang dibuat akan menyenangkan atau membunuh pemakainya, tak masalah bagi orang yang membuatnya.” “pil ekstasi itu dibuat secara illegal ya, kak. Pembuatnya tidak diketahui oleh umum. Orang membeli ekstasi pun secara sembunyi. Jadi kalau terjadi kematian karena ekstasi, korban atau keluarga korban tidak dapat melakukan tuntutan karena sama dengan membuka aib. M, apakah bahan ekstasi utama tidak dicampur dengan bahan lain, kak?” “MDMA sebagai bahan utama dicampur dengan laktosa dalam kadar tak terukur. Bahkan ada ekstasi palsu yang hanya terbuat dari laktosa saja dan ada juga yang campur parasetamol, bahkan baygon obat nyamuk.” “laktosa itu zat apa, kak?” “zat gula yang terdapat dalam susu. Jadi selanjutnya, orang lalu tidak mengadakan penelitian untuk mencari manfaat MDMA, tetapi menggunakan secara ngawur untuk mmbuat pil ekstasi. Pil haram itu digunakan sebagai komoditas untuk mencari untung besar-besaran oleh sindikat pengedarnya. Mereka mencari pembeli dengan cara licik dan sadis. Dalam hal tersebut keuntungan dan menutupi jejak, mekrea tak segan membunuh. Tentang kesadisan sindikat pengedar narkoba sudah banyak contohnya. Bahkan mereka berani melawan dan membunuh petugas yang akan menangkapnya. Jadi apakah remaja yang mau dijadikan sapi perahan oleh sindikat pengedar narkoba itu tidak picik, bodoh dan konyol?” “rajanya konyol. Orang mau mencelakakan diri saja kok, pakai bayar mahal. Lalu, kapankah pil setan itu mulai masuk ke Indonesia?” “tidak ada data pasti. Bukankah ekstasi itu diperjualbelikan secara sembunyi. Namun menurut perkiraan, pil ekstasi itu masuk ke Indonesia mulai akhir tahun 1993 sebagai barang cangkingan orang yang pulang dari luar negeri. Waktu itu ekstasi disebut ‘love drugs’, sekarang pil ekstasi masuk ke Indonesia tidak hanya sebagai barang cangkingan lagi tetapi telah dibuat disini. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh petugas kepolisian, sindikat pengedar ekstasi diduga sudah mampu membuat ekstasi di dalam negeri. Dugaan itu terbukti dengan terbongkarnya pabrik ekstasi di Tangerang. Dugaan diperkuat dengan keberhasilan satgas BNN membongkar pabrik ekstasi yang cukup besar di Bogor pada pertengahan bulan April 2005 yang lalu.” “pantas di mana terjadi kasus penggunaan ekstasi. Kemudian, kalau shabu-shabu, apa bedanya dengan ekstasi, kak?” “ekstas, shabu-shabuh, BK, megadon, leksotan, dan LSD termasuk zat psikotropika. Yakni zat yang memiliki khasiat seperti narkotika namun bersifat psikoaktif sehingga menimbulkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Shabu-shabu merupaka obat perangsang buatan turunan dari amfetamin. Efeknya terhadap fisik lebih kuat dan lebih cepat daripada ekstasi. Shabu-shabu dapat mempercepat aktivitas tubuh, meningkatkan detak jantung, tekanan darah, membuat mulut kering dan selalu berkeringat. Sedangakn efek psikisnya tampak ada rasa gembira, tambah tenaga, perasaan sehat, merasa berkuasa, percaya diri, konsentrasi meningkat, nafsu makan turun, tidak mudah ngantuk, dan timbul halusinasi. Orang yang sudah menderita ketergantungan merasakan suasana hati gampang berubah, gelisah, mudah marah, bingung, tegang, paranoid, dan timbul keinginan bunuh diri. Pemakai shabu-shabu dapat dideteksi dari urin selama 2-4 hari.” “shabu-shabu atau ubas-ubas itu untuk dirokok, ditelan atau di…” “jangan latah. Walaupun namanya shabu-shabu, julukannya bukan ubas-ubas tetapi ubas. Shabu-shabu bisa dikonsumsi dengan dicampur minuman, dicampur rokok, disuntikkan, atau dibakar di atas aluminium foil dan asapnya dihisap menggunakan bonk.” “aduh, ada saja cara orang menyesatkan diri. Semakin banyak saja masalah penyalahgunaan narkoba yang harus kupelajari. Jadi, bagaimana caranya agar kita terhindar dari narkoba, kak?” “kunci utamanya justru berpulang pada kepribadian kita masing-masing. Pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan iman dan keyakinan. Waspadalah terhadap tawaran dari orang lain yang belum kamu kenal. Jauhilah tempat rawan seperti bar, diskotek, atau tempat hiburan malam lainnya. Segera laporkan kepada petugas ketika melihat tingkah laku orang yang mencurigakan. Terakhir, jangan bergaul dengan pecandu narkoba.” “bagaimana cara mengenali kalau seorang itu pecandu narkoba, kak?” “menurut panduan bagi orang tua dalam brosur yang diterbitkan oleh Dharma Wnita Persatuan Pusat, ada dua hal yang perlu kamu perhatikan, antara lain: A) Ciri remaja yang berpotensi menyalahgunakan narkoba:1) bersifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif; 2) rendah diri; 3) tidak dapat menunggu atau bersabar secara berlebihan; 4) suka mencari sensasi dan melakukan hal yang mengandung resiko bahaya yang berlebihan; 5) cepat bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup berfungsi dalam kehidupan sehari; 6) keterbelakangan atau retardasi mental; 7) kurang motivasi atau dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan, pekerjaan atau bidang kegiatan lainnya; 8) prestasi belajar menunjukkan hasil yang cenderung menurun; 9) kurang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler; 10) cenderung memiliki gangguan jiwa seperti cemas, obsesi, apatis, menarik diri dari pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stress, atau hiperaktif; 11) cenderung mengabaikan peraturan; 12) putus sekolah pada usia dini, berperilaku antisocial, sering mencuri, berbohong, dan melakukan kejahatan lainnya; 13) suka bergadang atau tidur larut malam; 14) kurang suka olahraga; 15) mempunyai persepsi bahwa hubungan keluarga kurang dekat walaupun kenyataan tidak selalu demikian; 16) adanya anggota keluarga lan yang tergolong peminum berat atau pemakai obat secara berlebihan; 17) berkawanan dengan orang yang tergolong peminum berat atau pecandu narkoba; 18) sudah mulai merokok pada usia dini daripada rata-rata perokok lainnya; 19) kehidupannya kurang religious. B) Gejala dini penyalahgunaan narkoba: 1) tanda fisik: a) kesehatan fisik menurun, b) penampilan diri menurun, c) badan kurus, lemah, malas dan nafsu makan tidak ada, d) suhu badan tidak menentu, e) pernafasan lambat dan dangkal, f) pupil mata mengecil, g) warna kulit muka membiru, h) tekanan darah menurun, i) kejang otot, j) kesadaran makin lama makin menurun. 2) tanda di rumah: a) sering berbohong, b) berani mencuri uang atau barang yang ada di rumah, c) susah bangun pagi, d) berani melawan orang tua, e) sering menyendiri dan berlama-lama di kamar, f) bersikap acuh tak acuh. 3) tanda di sekolah: a) sering terlambat masuk sekolah, b) sering membolos dan tidak disiplin, c) perhatian terhadap lingkungan tidak ada, d) sering kedapatan mata merah dan hidung berair (walaupun tidak influenza), e) sering tidak membayarkan uang sekolah, f) sering mengantuk dan tertidur, g) sering keluar kelas pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar kecil, h) sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat, i) sering lupa jadwal pelajaran dan lupa membawa buku pelajaran, j) sulit berkonsentrasi dan penurunan daya ingat, k) kurang memperhatikan penampilan dan kerapian, tidak seperti sebelumnya, l) prestasi sekolah menurun, m) kadang dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo, dan jalannya sempoyongan, n) meninggalkan hobinya, o) sering mengeluh karena menganggap keluarga tidak memberikan kebebasan atau menganggap keluarga terlalu disiplin; p) mulai sering berkumpul dengan anak yang tidak beres, q) mudah tersinggung dan mudah marah, r) sering berbohong.” “aduh, hampir semua ciri negative melekat pada pengguna narkoba. Pengguna narkoba itu memang pantas kalau disebut sampah masyarakat, tidak punya masa depan, merepotkan sekolah, memalukan orang tua, mengganggu ketentraman masyarakat, dan menjadi beban Negara.” “memang begitulah jadinya kalau seseorang tidak waspada. Jadi hal tersebut di atas perlu kamu ingat betul agar tidak salah dalam memilih teman bergaul. Sekarang ada tugas lagi untukmu. Tolong cari informasi, selain ekstasi, barang bukti apa saja yang disita polisi dari diskotek di dekat sekolahmu itu!” “saya kan bukan m..”