NABI NUH A.S. DAN NABI IBRAHIM A.S.



A.    Nabi Nuh a.s.
1.      Silsilah Keturunan
Nabi Nuh a.s adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dari keturunan Nabi Nuh lahir Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Ibrahim, dan Nabi Luth.
Nabi Nuh memiliki empat putra yaitu Yafit, Sam, Ham, dan Kan'an. Kan'anlah yang pergi ke puncak gunung untuk berlindung dari banjir dan akhirnya tenggelam. Mengenai ketiga putranya yang lain, Ibnu Katsir telah menyebutkan bahwa seluruh bani Adam di bumi ini berasal dari ketiga anak Nabi Nuh yang tersisa yaitu Sam, Ham, dan Yafits.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang Romawi." Imran bin Hushain meriwayatkan dari Nabi sebuah hadits serupa dan di dalamnya terdapat redaksi berikut "Yang dimaksud dengan Romawi di sini adalah Romawi pertama yaitu bangsa Yunani yang dinasabkan kepada Rumi bin Labthi bin Yunan bin Yafits bin Nuh, "(Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah).
Di dalam kitab Nihayah al-Arab fi Ma'rifah Ansab al-'Arab, al-Qalqasyandi menyebutkan bahwa para ahli nasab (genealogis) dan para sejarawan telah sepakat, seluruh ras manusia setelah Nabi Nuh, bukan berasal dari umat yang bersamanya di dalam perahu. Hal ini sesuai dengan firman Allah, "(wahai) keturunan orang yang kami bawa Nuh," (QS. Al-Isra' [17]: 3).
Sebab, mereka semua telah binasa dan tidak tersisa lagi. Para ahli sepakat bahwa seluruh keturunan manusia berasal dari ketiga anak Nabi Nuh, sesuai firman Allah, "Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan,"(QS. Ash-Shaffat [37]: 77).
Yafits adalah anak tertua, Sam anak kedua, dan Ham anak Nabi Nuh yang paling muda. Seluruh umat di dunia ini kembali kepada salah satu dari mereka bertiga, dengan berbagai perbedaan pendapat dalam permasalahan ini.


2.      Peta Atau Geografi yang Pernah Dialami Tokoh
Periode nabi Nuh a.s adalah dari 3993 - 3043 SM bertempat di Selatan Irak. Wafat di Mekah al-Mukarramah. Sebutan kaumnya adalah kaum Nuh. Di dalam al-quran, nama Nabi Nuh disebut sebanyak 43 kali.
Nabi Nuh dibesarkan di daerah Irak, di kalangan masyarakat yang kufur dan sesat. Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari datuk-datuk kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemudian berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu- cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahawa patung-patung itu memiliki kekuatan khusus.
Allah kemudian mengutus Nuh dengan risalahnya guna mengeluarkan mereka dari lumpur kesesatan dan kegelapan pemikiran menuju jalan petunjuk dan cahaya yang terang. Beliau adalah rasul pertama yang diutus di bumi seperti yang disebutkan di dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim tentang hadits syafaat dari Nabi Muhammad.
Kesesatan kaum Nabi Nuh merupakan kesesatan Akidah pertama yang terjadi di muka bumi. Penyebabnya adalah seperti yang telah disebutkan Ibnu ath-Thabari, "Pada mulanya kaum yang berada antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah orang yang saleh. Mereka juga memiliki pengikut patuh. Namun, ketika para nabi dan orang-orang saleh meninggal, para pengikut tersebut berkata, 'Jika kita membuat gambar mereka, tentunya kita akan lebih gemar beribadah karena mengingat mereka.' Akhirnya, mereka membuat gambar para nabi dan orang-orang saleh tersebut".
Setelah pembuat gambar itu mati, datanglah kelompok lain yang telah dirasuki iblis seraya berkata, 'Mereka menyembah orang-orang saleh tersebut dan minta diturunkan hujan.'Lantas, setiap orang menyembah masing-masing berhala dan menjadikannya sembahan khusus. Setelah beberapa kurun, untuk lebih meyakinkan lagi, mereka pun menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patung-patung berjasad untuk disembah.
Kemudian mereka menyembahnya dengan beragam cara penyembahan. Hal seperti inilah yang kemudian tersebar pada banyak zaman ketika sejumlah pengikut seorang alim menggambar mereka. Mereka hanya akan merasa khusyu' jika menggambar sang guru dan meletakkan di hadapannya. Bahkan, mungkin saja setelah sang guru meninggal, mereka membuat patungnya dan meletakkan di hadapan mereka. Inilah awal dari bentuk penyembahan berhala dan patung.
Di sinilah iblis memanfaatkan kesempatan, dan ia membisikkan kepada manusia bahwa berhala-berhala tersebut adalah Tuhan yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak bahaya sehingga akhirnya manusia menyembah berhala-berhala itu.
Nabi Nuh telah menyeru umatnya ke jalan Allah selama 950 tahun. Namun masih banyak kaum yang tidak mengikuti ajaran nabi Nuh sehingga Allah menurunkan hujan air bah. Nuh membuat bahtera yang dapat memuat kaum yang mengikuti ajarannya dan berbagai hewan berpasang-pasangan. Putranya yang bernama Kan'aan tidak mau ikut ke dalam bahtera, maka ia termasuk umat nabi Nuh yang membangkang dan mati tersambar gelombang ganas.

3.      Cerita atau Kisah Tokoh yang Ditulis
Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam dan Idris. Beliau merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamak bin Mutawasylah bin Idris. Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua nabi di mana biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali syirik serta meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.
Kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala. Yaitu patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai Tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan, menurut kepercayaan mereka, mempunyai kekuatan ghaib. Berhala-berhala tersebut diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka. Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik (meninggalkan penyembahan berhala) dan kembali kepada tauhid menyembah Allah, Tuhan sekalian alam.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tenaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecakapan dan kesabaran dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan cara berbisik-bisik atau secara terang-terangan dan terbuka, ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya.
Nabi Nuh memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama (ratusan tahun), Nabi Nuh tidak berhasil menyadarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya, bertauhid dan beribadat kepada Allah, kecuali sekelompok kecil kaumnya. Harapan Nabi Nuh akan kesadaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurang. Pada saat itu Allah menyuruh Nabi Nuh untuk tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam. Dan Allah memerintahkan nabi Nuh untuk membuat perahu yang besar.
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah perahu/kapal besar, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut. Mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembuatan kapal yang diperintahkan itu. Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembuatan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemoohan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat pembuatan kapal itu.
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah, "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi, air yang deras dan dahsyat. Dan dalam waktu yang cepat telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa, menggenangi daratan yang rendah maupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah. Dengan iringan "Bismillahi majraha wa mursaha", belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putra sulungnya yang bernama Kan'aan. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putra kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang. Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya. Kan'aan, yang sudah tersesat dan telah terkena racun rayuan setan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya. Akhirnya Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan tidak beriman kepada Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah. Kepadanya Allah berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu. Coretlah namanya dari daftar keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalan mu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh segera sadar setelah menerima teguran dari Allah, Ia sangat menyesali kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya.
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya, habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim. Sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit "Judie".

4.      Pelajaran yang Diambil dari Kisah Nabi Nuh
Bahwasannya hubungan antara manusia yang terjalin kerana ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan dari pada  hubungan yang terjalin kerana ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah swt.. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya kerana ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al- Quran yang bermaksud: "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara."
Demikian pula hadis Rasulullah saw. yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri." Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Akan tetapi, seharusnya sebagai anak kita harus berbakti dan patuh kepada perintah orang tua selama orang tua tidak menyuruh kita melanggar perintah Allah. Sebaliknya, jika membangkang kepada orang tua, maka akan mendapatkan pembalasan dari Allah,s eperti yang dialamai Kan’aan ketika melawan perintah Nabi Nuh.








B.     Nabi Ibrahim a.s.
1.      Silsilah Keturunan

2.      Peta atau geografi yang pernah dialami tokoh
Kota “Ur” pada peta diatas diyakini sebagai tempat Ibrahim berasal yang mana dari tempat ini pula aliran Brahma menyebar ke India (Moisés y los Extraterrestres, Tomás Doreste)
Nabi Ibrahim yang menurut banyak sumber mempunyai pertentangan dengan Namrud (Nimrod) raja Babilonia (pendiri menara Babel). Agama Nimrud adalah Pantheisme seperti halnya agama Hindhu sekarang pada umunya yang menganggap semuanya adalah Tuhan. Dan juga Politeisme yang bertentangan dengan ajaran nabi Ibrahim yang monoteisme. Ajaran Pantheisme serta Politeisme Babilonia inilah yang menyebar ke Yunani, Roma, Mesir dan India pada saat itu. Sehingga tidak aneh jika ditemukan kemiripan ajaran atau kisah dari masing-masing kerajaan kuno ini.
Pada zaman itu (Balinonia-Namrud) dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim menghancurkan semua patung dewa milik Namrud kecuali yang besar (dengan mengatakan kepada Namrud bahwa Patung terbesarlah yang merusak patung lainnya) agar Namrud sadar bagaimana patung bisa menghancurkan patung lainnya. Meski tidak membawa hasil dan akhirnya Nabi Ibrahim dibakar oleh Namrud, tetapi Allah menyelamatkan beliau dengan menjadikan Api terasa dingin bagi Nabi Ibrahim. Seperti difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran.
Al-Quran-Surah Al-Anbya 21 :68-69: Mereka berkata: Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.
Ketika Nabi Ibrahim dibakar, di sana banyak tukang takhyul yang ikut menyaksikan. Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. (Al-Quran. 2:124)
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang diBakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (Al-Quran 3:96). Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar baitullah (Ka’bah)bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Al-Quran 2:127). Ketiga ayat diatas merupakan beberapa ayat dalam Al-Quran (Kitab suci ISLAM) yang menerangkan tentang Ibrahim sebagai bapak teologi semua bangsa dan sebagai imam bagi semua bangsa.

3.      Cerita atau Kisah Tokoh yang Ditulis
Ibrahim dilahirkan di Babylonia, bagian selatan Mesoptamia (sekarang Irak). Ayahnya bernama Azar, seorang ahli pembuat dan penjual patung.Nabi Ibrahim a.s. dihadapkan pada suatu kaum yang rusak, yang dipimpin oleh Raja Namrud, seorang raja yang sangat ditakuti rakyatnya dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.
Sejak kecil Nabi Ibrahim a.s. selalu tertarik memikirkan kejadian-kejadian alam. Ia menyimpulkan bahwa keajaiban-keajaiban tsb pastilah diatur oleh satu kekuatan yang Maha Kuasa. Semakin beranjak dewasa, Ibrahim mulai berbaur dengan masyarakat luas. Salah satu bentuk ketimpangan yang dilihatnya adalah besarnya perhatian masyarakat terhadap patung-patung. Nabi Ibrahim a.s. yang telah berketetapan hati untuk menyembah Allah swt. dan menjauhi berhala, memohon kepada Allah swt. agar kepadanya diperlihatkan kemampuan-Nya menghidupkan makhluk yang telah mati. Tujuannya adalah untuk mempertebal iman dan keyakinannya.
Allah swt. memenuhi permintaannya. Atas petunjuk Allah swt., empat ekor burung dibunuh dan tubuhnya dilumatkan serta disatukan. Kemudian tubuh burung-burung itu dibagi menjadi empat dan masing-masing bagian diletakkan di atas puncak bukit yang terpisah satu sama lain. Allah swt. memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk memanggil burung-burung tsb. Atas kuasa-Nya, burung yang sudah mati dan tubuhnya tercampur itu kembali hidup. Hilanglah segenap keragu-raguan hati Ibrahim a.s. tentang kebesaran Allah swt.
Ibrahim menghancurkan berhala kaum Babylonia
Orang pertama yang mendapat dakwah Nabi Ibrahim a.s. adalah Azar, ayahnya sendiri. Azar sangat marah mendengar pernyataan bahwa anaknya tidak mempercayai berhala yang disembahnya, bahkan mengajak untuk memasuki kepercayaan baru menyembah Allah swt. Ibrahim pun diusir dari rumah.
Ibrahim merencanakan untuk membuktikan kepada kaumnya tentang kesalahan mereka menyembah berhala. Kesempatan itu diperolehnya ketika penduduk Babylonia merayakan suatu hari besar dengan tinggal di luar kota selama berhari-hari. Ibrahim lalu memasuki tempat peribadatan kaumnya dan merusak semua berhala yang ada, kecuali sebuah patung yang besar. Oleh Ibrahim, di leher patung itu dikalungkan sebuah kapak.

Mukjizat Allah: Api menjadi dingin
Akibat perbuatannya ini, Ibrahim ditangkap dan diadili. Namun ia menyatakan bahwa patung yang berkalung kapak itulah yang menghancurkan berhala-berhala mereka dan menyarankan para hakim untuk bertanya kepadanya. Tentu saja para hakim mengatakan bahwa berhala tidak mungkin dapat ditanyai. Saat itulah Nabi Ibrahim a.s. mengemukakan pemikirannya yang berisi dakwah menyembah Allah swt.
Hakim memutuskan Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai hukumannya. Saat itulah mukjizat dari Allah swt. turun. Atas perintah Allah, api menjadi dingin dan Ibrahim pun selamat. Sejumlah orang yang menyaksikan kejadian ini mulai tertarik pada dakwah Ibrahim a.s., namun mereka merasa takut pada penguasa.
Langkah dakwah Nabi Ibrahim a.s. benar-benar dibatasi oleh Raja Namrud dan kaki tangannya. Karena melihat kesempatan berdakwah yang sangat sempit, Ibrahim a.s. meninggalkan tanah airnya menuju Harran, suatu daerah di Palestina. Di sini ia menemukan penduduk yang menyembah binatang. Penduduk di wilayah ini menolak dakwah Nabi Ibrahim a.s. Ibrahim a.s. yang saat itu telah menikah dengan Siti Sarah kemudian berhijrah ke Mesir. Di tempat ini Nabi Ibrahim a.s. berniaga, bertani, dan beternak. Kemajuan usahanya membuat iri penduduk Mesir sehingga ia pun kembali ke Palestina.
Ibrahim menikahi Siti Hajar
Setelah bertahun-tahun menikah, pasangan Ibrahim dan Sarah tak kunjung dikaruniai seorang anak. Untuk memperoleh keturunan, Sarah mengizinkan suaminya untuk menikahi Siti Hajar, pembantu mereka. Dari pernikahan ini, lahirlah Ismail yang kemudian juga menjadi nabi. Ketika Nabi Ibrahim a.s. berusia 90 tahun, datang perintah Allah swt. agar ia mengkhitan dirinya, Ismail yang saat itu berusia 13 tahun, dan seluruh anggota keluarganya. Perintah ini segera dijalankan Nabi Ibrahim a.s. dan kemudian menjadi hal yang dijalankan nabi-nabi berikutnya hingga umat Nabi Muhammad saw.
Allah swt. juga memerintahkan Ibrahim a.s. untuk memperbaiki Ka'bah (Baitullah). Saat itu bangunan Ka'bah sebagai rumah suci sudah berdiri di Mekah. Bangunan ini diperbaikinya bersama Ismail a.s.. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 127.
Ibrahim a.s. adalah nenek moyang bangsa Arab dan Israel. Keturunannya banyak yang menjadi nabi. Dalam riwayat dikatakan bahwa usia Nabi Ibrahim a.s. mencapai 175 tahun. Kisah Nabi Ibrahim a.s.terangkum dalam Al Qur'an, diantaranya surat Maryam: 41-48, Al-Anbiyâ: 51-72, dan Al-An'âm: 74-83.

4.      Pelajaran yang diambil dari kisah tersebut
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah di atas, sebagai manusia kita harus menyembah Allah bukan benda-benda seperti patung. Jika kita tunduk dan patuh kepada aturan Allah maka senantiasa Allah akan selalu menjaga dan melindungi kita dari perbuatan jahat. Seperti ketika Allah menolong nabi Ibrahim yang dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud.

DAFTAR PUSTAKA
Rahimsyah, MB. 2010. 25 Kisah Nyata Nabi dan Rasul. Solo: CV. Bringin 55.
http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahimHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"hl=enHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"tbo=dHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"source=lnmsHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"tbm=ischHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"sa=XHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDwHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"ved=0CAoQ_AUoAAHYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"biw=1440HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"&HYPERLINK "http://www.google.com/search?q=letak+geografis+peristiwa+yang+dialami+nabi+ibrahim&hl=en&tbo=d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=TPHTUM7sPIfJrAe6moHoDw&ved=0CAoQ_AUoAA&biw=1440&bih=766"bih=766 diunduh 17 Desember 2012