Pameran...

Toga sudah di tangan. Besar minta ampun. Pergi ke penjahit dan permak sana sini. Besok, hari jumat kumpul bersama teman-teman untuk foto bersama. Tadi temanku bawa semua data wisudawan wisudawati yang ada semua identitasnya. Aha, yang mau cari nomor telepon orang bersangkutan juga bisa. Tuing tuing...

Malam ini ada yang menjadi artis. Widya Prana Rini pameran lukis tunggal dengan judul ‘Kanvas Puisi’ jadi terharu. Sebelum meninggalkan UAD dia sudah memberi kenangan. Aku? Pengen nangis rasanya, terharu dan bahagia melihat dia yang sudah memasuki perkembangan, memasuki babak baru dalam karir yang lebih baik. Aku meninggalkan apa ya? mungkin beberapa masalah. 

Sampai kos, entah alasan apa, alibi apa. Ingin sekali mendengar suara seseorang. Itu sama artinya siap menerima kecewa.

“Wisuda-ku datang ya.”
“Kapan? Ingatkan lagi nanti. Maaf tadi aku masih di kampus, sampai sekarang masih di kampus.”
“Ya udah lah, sekarang juga udah jam 22, nggak usah diributkan yang udah terjadi.”

Hadapi dengan senyuman, semua yang terjadi biar terjadi...

“Nyanyi deh kayak gitu sampai besok pagi.”

Dan cerita lainnya. Cuma mau bilang, aku kangen. Kangen denger suaranya, kangen ketemu, kangen dinasehati, kangen dieyeli, kangen dimarahi, kangen melihat senyum menyebalkan, kangen segalanya.

“Kapan ke pantai?”

Oh iya, kita punya sebuah janji untuk kembali bertemu. Ya, bertemu. Sampai bertemu pantai, sampai bertemu air, sampai bertemu ikan-ikan. Walau kami tak berjodoh, setidaknya kami nanti mengunjungi kalian yang berjodoh sejak lama. Air, ikan...

Kreek!

Telepon dimatikan. Selamat malam. Ada getir kecewa, semacam kangen yang belum tuntas. Sampai bertemu kapan-kapan. Aku hilang kata, aku mencintaimu.

#catatan semalam adalah sebuh doa yang terkabul untuk hari ini. Hari ketika bertemu. (Kemarin lusa, angka 13)