Siapa Aku?



“Kalau pacaran itu jangan sama orang yang berasal dari satu organisasi. Kalau putus, susah larinya. Temen kuliah bisa dihindari dengan pindah kelas, tapi kalau sama satu orang seorganisasi, masa mau pindah ke organisasi lain?”

Sebuah perkataan di bawah sebuah pohon untuk berlindung dari teriknya panas. Mendengar dengan kerjab-kerjab saja, karena pada saat itu ada yang lebih panas dari terik mentari. Hati yang kacau, mata yang tak mau memandang ‘dia’ yang bersama dengan orang seharusnya. Aku siapa saat itu hey?

Malam ini, untuk pertama kalinya belajar menulis hal lain. Katalog lukisan ‘pacarku’. Rasanya senang bisa ikut terlibat di sana. Semoga bermanfaat sayang...

Selanjutnya seperti biasa, makan kali ini dia yang bayarin (ye ye ye sambil bawa pom pomb). Lagi-lagi membicarakan jodoh. Intinya, kita harus bisa menjadi orang yang bermanfaat.

“Menikah itu bukan hanya untuk dua orang, tapi juga menyatukan kedua keluaraga yang terdiri dari banyak orang.”

“Aku tak bisa kalau seperti orang itu.”

“Mungkin bahagia yang mereka cari bukan dari harta, tapi lebih kepada masalah hati. Setiap orang tau mau anaknya memperoleh orang yang mapan, tapi kan tidak harus seprti itu.”

“Kalau orang tuaku tak bisa menerima kalau misalnya aku menikah sama satpam atau tukang bengkel gitu.”
“Ya sama, ibuku juga gitu.”

“Intinya?”

“Aku masih memimpikan dia. Akhir-akhir ini sering galau. Untung nggak punya nomornya. Ha ha ha.”

Yeah, andai saja kamu tau apa yang ada dalam imajinasi liarku.

Kemudian sampai di kos kita menunjuk-nunjuk pada lukisan dan foto-foto. 

“Lho, ada foto orang ini? Wa......”

“Eh iya lho. Aku ingat banget. Dulu dia bilang....”

Ternyata itu menimpaku. Apakah harus kabur ke organisasi lain? Kadang, ini seperti permainan yang lucu. Tapi aku tak bisa tertawa. Aku terlihat menyedihkan.

“Halo, lagi di mana?”

“Kosnya ini.”

“Ya udah.”

“Ada apa?”

“Awalnya mau mampir, aku ada di daerah Pramuka.”

Yelah... 

Cerita malam minggu ini:

Kamar pojok teleponan sama gebetan sambil selonjoran tembok
Kamar tengah teleponan kangen-kangenan sama pacar yang LDR
Temen satu kamar lagi nongkrong sama temen-temennya (pura-pura Jomblo)
Aku, bersama orang yang disayang dan menyesalkan tak datangnya seseorang.

Hem, kadang malam minggu itu juga tak harus berjalan normal ya. 

Aku kangen kamu, dengan imajinasi tak terbayangkan. Aku kangen kamu, dengan cerita-cerita baru. Aku kangen kamu...

Mungkin kapan-kapan kita bisa menebus pertemuan malam minggu ini. Besok, sampai jumpa Solo...