Entah...



Aku mau saja mengancingkan penghangatmu. Entah aku yang ingin memelukmu, atau sebenarnya kita memang mau.
Kemarin tanggal 30 November 2013.

Kerlip lampu depan rumah itu. Yang mati hidup mati hidup. Aku menghitung ia dari peralihan hidup ke mati. Lebih dari sepuluh detik. Yang membuat tak mau datang ke rumah itu mungkin karena lampu yang mati hidup. Mati hidup itu lebih mengerikan dibanding sekalian mati! Mati, gelap dan jelas. Kapan aku mematikan perasaan ini? Atau sesungguhnya semakin mematikkan apinya hingga kemudian terbakar?

Angka dua kemarin. Hari pertunjukkan setahun lalu. Di mana orang bertanya. Sejak sebuah foto diunggah. Kepala bersandar pada pundak. Yang sampai malam ini masih memberikan nyaman untuk kembali. Ya, malam ini. 

Jika malam ini kurengkuhkan kembali kedua tangan untuk bertemu, meski tak ada penghangat yang harus dikancingkan, apakah salah?

Aku mencintaimu.

“Ati-ati di jalan, jangan kebut-kebutan.”

Hapus, tak jadi dikirim. Setelah membaca ini, mungkin kamu tau apa yang tadinya ingin kusampaikan.

Sampai bertemu kapan-kapan dengan bahasan yang lebih mengasyikan. Juga menunggu yang awalnya sejam menjadi setengah jam. Besok atau kapan, jangan biarkan aku menunggu terlalu lama datangmu, hanya untuk bertemu. Karena menanti datang cinta sudah tak bisa. 

Aku mencintaimu, Oppa...

03 Desember 2013