Diagnosa Keperawatan/ Nursing Diagnosis


Diagnosa Keperawatan
(Sumber: Rosjidi, Cholik Harun.2011.Proses Keperawatan.Ponorogo.)
(Rewritten by Dimas Erda Widyamarta: www.ithinkeducation.blogspot.com)

A.     Definisi Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan akan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai tanggungjawab perawat. Hal yang harus ditekankan adalah perawat bekerja pada pola respons manusia bukan proses penyakit, sehingga diagnosa keperawatan tidak sama dengan diagnosa medis. Diagnosa keperawatan berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan masalah pasien. Beberapa pendapat ahli tentang definisi diagnosa keperawatan.
1.      Gordon (1976) “Diagnosa Keperawatan adalah mengetahui masalah kesehatan aktual dan potensial dimana perawat melalui pendidikan dan pengalamannya mampu serta mempunyai wewenang untuk mengatasi masalah tersebut.
2.      Nanda (1990) “Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas, terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat bertanggungjawab atas gugatan.
3.      Carison dkk (1991) “Diagnosa keperawatan adalah pernyataan ringkas tentang status kesehatan klien yang didapatkan melalui proses pengkajian, dan membutuhkan intervensi dari domain keperawatan.
4.      Potter dan Perry (1997) “Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respons aktual atau potensi klien terhadap masalah kesehatan dimaan perawat memiliki wewenang dan kompetensi untuk mengatasinya.
5.      Carpenito dan Moyet (2007) “Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan klinik yang menjelaskan tentang respon individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan baik aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat yang bertanggungjawab. Kata Diagnosis mempunyai dua arti (Carpenito dan Moyet, 2007): pertama, diagnosis adalah tahap kedua dari proses keperawatan yang mencakup analisis data. Kedua, diagnosis adalah label spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan klien dan keluarganya.

B.     Tujuan
Tahap diagnosa keperawatan memungkinkan perawat untuk menganalisis dan mensintesis data yang telah dikelompokkan sesuai pola kesehatan atau divisi diagnosa. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan respon pasien terhadap perubahan pasa status kesehatan, masalah yang diidentifikasi, dan kemampuan perawat untuk membantu menyelesaikan masalah pasien.

C.     Signifikansi Diagnosa Keperawatan
Apa pentingya diagnosis keperawatan? Bukankah perawat bisa bekerja tanpa diagnosa keperawatan? Beberapa keuntungan penggunaan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1.      Memberikan bahasa yang umum bagi seluruh perawat. Dengan menggunakan terminology yang sama dan pemahaman yang sama akan meningkatkan komunikasi yang lebih baik antara perawat, shift jaga, unit, tempat pelayanan dan lingkungan perawatan yang berbeda-beda. Komunikasi yang baik akan meningkatkan kualitas dan kontinuitas perawatan yang diberikan klien.
2.      Meningkatkan identifikasi tujuan dengan tepat. Diagnosa keperawatan membantu menentukan intervensi spesifik, membuat tujuan secara akurat dan akan memberikan pedoman evaluasi.
3.      Menciptakan standart untuk praktek keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat dijadikan dasar program jaminan kualitas, alat evaluasi praktek keperawatan, dan dasar untuk menghitung biaya asuhan keperawatan yang diberikan.
4.      Memberikan dasar peningkatan kualitas. Pemahaman yang sama terhadap diagnosa keperawatan memudahkan para klinisi, pendidik, peneliti untuk memvalidasi, ditinjau dan menentukan akurasi yang akhirnya dapat mengevaluasi kinerja perawat.

D.     Proses Diagnostik
Proses diagnostik adalah kegiatan menganalisis dan mensintesis data yang dikumpulkan selama pengkajian. Analisis data adalah mengorganisasi data dasar klien dengan mengkategorikan setiap data sesuai model pengkajian. Analisis juga mengidentifikasi informasi yang kurang pada data base. Sintesis mengelompokkan data yang berhubungan menjadi pola, identifikasi respons klien sebagai kekuatan dan masalah kesehatan, dan identifikasi faktor penunjang terhadap masalah klien. Terdapat enam fase dalam proses diagnositik dalam menentukan diagnosa keperawatan.
Data dikategorikan berdasar model => kesenjangan data diidentifikasi => isyarat dikelompokkan menjadi pola => teori, model, konsep, dan standar yang tepat diterapkan bandingkan dengan pola => masalah dan kekuatan kesehatan diidentifikasi=> hubungan etiologi diajukan.

E.      Pernyataan Diagnosa Keperawatan
Pernyataan diagnosa keperawatan menggambarkan status kesehatan pasien dan faktor yang berhubungan pada kondisi tersebut. Dalam menjelaskan status kesehatan klien, pernyataan diagnosa keperawatan dapat hanya terdiri dari satu bagian, dua bagian, atau tiga bagian. Komponen pernyataan diagnosa keperawatan meliputi: 1) label diagnosa keperawatan (P), 2) etiologi (E), dan 3) batasan karakteristik (tanda dan gejala) (S).
1.      Pernyataan Satu Bagian: Diagnosa Keperawatan sehat; Diagnosa keperawatan syndrome
2.      Pernyataan dua bagian: Diagnosa keperawatan resiko; diagnosa keperawatan kemungkinan
3.      Pernyataan tiga bagian: diagnosa keperawatan aktual
Label diagnosa (P) keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan perubahan status kesehatan pasien. Penulisan diagnosa keperawatan (masalah) dengan menggunakan frase yang ringkas, dapat dilihat pada klasifikasi oleh NANDA. Etiologi diagnosa keperawatan (E) mencerminkan penyebab masalah pasien yang menimbulkan perubahan pada status kesehatan pasien. Penyebab tersebut dapat berhubungan dengan tingkah laku, patofisiologi, psikososial, perubahan gaya hidup, usia perkembangan, budaya dan lingkungan. Batasan karakteristik (S) merupakan kelompok petunjuk klinis yang menunjukkan tanda dan gejala munculnya diagnosa keperawatan.
Contoh:
Diagnosa keperawatan: intoleransi aktivitas
Etiologi yang mungkin:
1.       imobilitas,
2.       kelemahan umum,
3.      gaya hidup sedentari,
4.       ketidak seimbangan kebutuhan dan suplai oksigen, dan
5.       tirah baring.
Batasan karakteristik
1.      Data Subyektif
a.       Saya terlalu lemah untuk berjalan
b.      Saya merasa lebtih
c.       Saya merasa sesak napas

2.      Data objektif
a.       Tidak mampu berjalan sejauh 5 meter
b.      Nadi 100 dengan pengarahan tenaga
c.       Pernapasan 28, sulit

F.      Tipe Diagnosa Keperawatan
Lima (5) Tipe diagnosa keperawatan menurut Carpenito (1997) sebagai berikut:
1.      Aktual (nyata)
Menunjukkan pernyataan yang secara klinis telah divalidasi oleh batasan karakteristik mayor yang dapat teridentifikasi. Jenis diagnosa ini mengandung komponen: Label, Definisi, Batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan (sumber: carpenito dan Moyet 2007)
a.       Label, label adalah istilah untuk diagnosis. Definisi adalah penjelasan tambahan pada label yang dapat membedakan antara satu diagnosis dengan diagnosis lainnya. Definisi karakteristik merupakan tanda dan gejala yang dibagi menjadi definisi karakteristik mayor (paling sedikti harus ada satu untuk penentuan validitas) dan minor (bersifat pendukung, boleh tidak ada).
b.      Etiologi, etiologi hanya dapat berupa satu atau beberapa penyebab. Misalnya: seorang pria dengan konstipasi yang banyak berbaring di tempat tidur. Dia tidak mengetahui pentingnya makanan berserat tinggi. Diagnosis keperawatan, perubahan eliminasi fekal: konstipasi berhubungan dengan (b/d) immobilsasi/ kurang aktivitas dan kurang pengetahuan tentang kegunaan makanan berserat tinggi.
Imobilisasi =>patofisiologi => konstipasi fekal
Diet => berhubungan dengan => konstipasi fekal
Kurang pengetahuan => personal => konstipasi fekal
Lansia => berhubungan dengan usia => konstipasi fekal
Faktor risiko pada diagnosis aktual merupakan faktor yang menyebabkan atau berhubungan dengan perubahan status atau masalah kesehatan, terbagi atas empat kategori:
                                                        i.            Patofisiologi (gangguan biologi atau psikologi)
                                                      ii.            Pengobatan (berhubungan dengan medikasi, diagnosis, pembedahan, dan pengobatan seperti perawatan luka)
                                                    iii.            Situasional (lingkungan, tempat  tinggal, komunitas, institusi, personal, pengalaman hidup dan peran)
                                                    iv.            Masturasi (kematangan usia)
Berikut ini merupakan contoh lain dari diagnosis aktual dengan definisi (problem) dan definisi karakteristik (sign/ symptom) “ketidakefektifan bersihan jalan napas”
a.       Definisi: ketidakefektifan bersihan jalan napas merupakan suatu ancaman yang nyata atau ketidak mampuan untuk batuk secara efektif.
b.      Definisi karakteristik: batuk tidak efektif atau tidak ada batuk, ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan napas, bunyi napas abnormal, frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan abnormal.
Berikut menunjukkan faktor yang berhubungan:
                                            i.            Sekresi kental=> patofisiologi => ketidak efektifan bersihan jalan napas
                                          ii.            Immobilisasi sekunder akibat pembedahan=> situasional => ketidak efektifan bersihan jalan napas
                                        iii.            Immobilisasi sekunder => tindakan yang berhubungan => ketidak efektifan bersihan jalan napas
                                        iv.            Tidak ada => masturasi => ketidak efektifan bersihan jalan napas
Jika tidak diketahui penyebabnya, maka kita dapat menulis: “ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan tidak diketahui penyebabnya (penyebab tidak diketahui)”

2.      Resiko (masalah belum terjadi tapi akan terjadi)
Menunjukkan penilaian klinis dimana pasien rentan untuk mengalami masalah dibanding pasien lain dalam kondisi atau situasi yang sama. Komponen diagnosis risiko adalah Label, Definisi. Faktor risiko. Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi adalah pernyataan klinik tentang individu, kelaurga, dan komunitas yang lebih rentan,  (vulnerable) mendapat masalah, dibanding orang lain pada situasi yang sama atau mendekati (Carpenito dan Moyet 2007). Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi ini mengganti istilah diagnosis keperawatan potensial.
Diagnosis risiko digunakan sangat kinikal, diagnosis tersebut digunakan pada seseorang yang cenderung mendapatkan masalah. Fokus keperawatan adalah mencegah supaya masalah tidak terjadi.
Contoh diagnosis keperawatan risiko tinggi: semua klien dengan insisi bedah akan mengalami risiko infeksi. Diagnosis ini banyak digunakan oleh perawat praktisi atau mahasiswa. Diagnosis risiko tinggi digunakn bila ada faktor lain yang menyebabkan infeksi, contoh: Klien dengan pembedahan, yaitu Post op-apendiks, malnutrisi, post op-amputasi, dan lainnya. Diagnosis keperawatan risiko merupakan masalah yang hanya akan terjadi apabila ada faktor risiko. Diagnosis ini tidak disertai dengan tanda dan gejala. Diagnosis risiko mempunyai label, definisi dan faktor risiko (faktor yang berhubungan). Faktor risiko mewakili situasi atau faktor yang meningkatkan kejadian pada klien/ kelompok. Faktor berhubungan pada diagnosis aktual adalah penyebab terjadinya masalah. Faktor berhubungan dengan diangosis risiko adalah situasi atau faktor yang menyebabkan seseorang cenderung mengalami masalah.
Label => komponen diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi
Definisi => komponen diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi
Komponen diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi=> Faktor yang berhubungan
3.      Diagnosis Kemungkinan
Diagnosis keperawatan kemungkinan (possible) merupakan pernyataan tentang masalah yang cenderung terjadi jika mempunyai data yang memadai atau lebih baik (Carpenito dan Moyet 2007). Sedangkan menurut NANDA, diagnosis keperawatan kemungkinan adalah pernyataan tentang tentang maslaah yang diduga masih memerlukan data tambahan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama. Diagnosis keperawatan ini bersifat sementara. Dengan demikian, perawat mempunyai beberapa diagnosis keperawatan kemungkinan, tetapi tidak cukup untuk mendukung terjadinya suatu diagnosis. Faktor yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan kemungkinan adalah kumpulan data yang dapat menegakkan diagnosis. Beberapa diagnosis sangatloah kompleks di mana dapat terjadi beberapa interaksi dan pengkajian untuk memastikan diagnosis ini dapat ditegakkan. Contoh; kelemahan, gangguan konsep diri, dan gawat spiritual. Dengan menggunaakn data gagguan konsep diri akan dapat menggiring Anda dan perawat lainnya untuk terus mengumpulkan data untuk memastikan diagnosis ini. Menggunakan kata possible pada diagnosis keperawatan ini akan dapat menjadi pilihan kita untuk membuat asuhan keperawatan klien sebelum kotank dengan klien. Dengan demikian, maak tujuan diagnosis ini hanya pada diagnosis medis dan pengobatan saja.
Possible/ kemungkinan gangguan konsep diri=>kumpulan data untuk memastikan diagnosis ini
Possible/ kemungkinan gangguan konsep diri => kumpulan data untuk memastikan diagnosis ini

4.      Sehat atau sejahtera
Menunukkan keinginan klien yang secara klinis telah divalidasi untuk beralih dari tingkat kesejahteraan spesifik ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Komponen diagnosa ini hanya yaitu Label. Menurut carpenito dan Moyet (2007), diagnosa keperawatan merupakan pernyataan klinik tentang individu, kelompok dan komunitas dalam masa transis dari level sejahtera spesifik ke level sejahtera yang lebih tinggi. Sedangkan menurut NANDA (1994), diagnosis keperawatan sejahtera adalah respons manusia terhadap tingkat kesejahteraan individu, keluarga atau komunitas yang memiliki potensi untuk meningkatkan pada kondisi yang lebih tinggi. Beberapa proses yang dapat digunakan dalam diagnosis keperawatan sejahtera, meliputi:
a.       Perolehan informasi baru
b.      Penyembuhan luka
c.       Pembelajaran keterampilan baru
d.      Peningkat status fungsional fisik
e.       Penyapihan dari ventilator
f.       Perolehan peran baru
g.       Pencapaian tugas pendewasaan atau perkembangan
h.      Perkembangan kekuatan baru.
Sistem tubuh seseorang yang akan berfungsi dengan baik jika berusaha, dan usaha yang dilakukan dapat diarahkan menuju fungsi yang lebih baik. Diagnosis ini dapat dituliskan dan pernyataan satu bagian aatau dua bagian, contoh: seorang anak dalam kondisi sehat (pertumbuhan dan perkembangannya) maka diagnosis keperawatan adalah peningkatan status kesehatan. Pemetaan konsepnya dapat dibuat seperti berikut ini: (label) peningkatan=> (definisi) status kesehatan.
Contoh diagnosis keperawatan sejahtera dengan pernyataan dengan bagian yaitu memulai kedekatan maternal berhubungan dengan permulaan menyusui bayi.

5.      Syndrome
Menunjukkan kluster dari diagnosis keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan timbul karena situasi atau kejadian tertentu. Komponen diagnosa ini hanya satu yaitu Label (yang mengandung etiologi atau faktor penunjang). Diagnosis keperawatan sindrom merupakan kumpulan dari prediksi diangosis keperawatan aktual atau risiko yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian. Karena situasi ini selalu diakibatkan dari kumpulan maka mesti ditulis diagnosis keperawatan sindrom. Sedangkan menurut NANDA, diagnosis keperawatan sindrom adalah diagnosis keperawatan yang terdiri dari atas kelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko/ risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu (Carpenito, 2000). NANDA menetapkan dua diagnosis sindrume: sindrome trauma perkosaan ditetapkan apda tahun 1980 dan sindrom Disuse ditetapkan pada tahun 1988.