Inkontinensia Urine Fungsional (1986, 1998) menurut Diagnosa NANDA, Intervensi NIC NOC, Keperawatan
(Sumber: Wilkinson, Judith M. Nancy R.2009. Diagnosa Keperawatan NANDA edisi 9. Jakarta: EGC.)
A. Definisi
Ketidakmampuan individu yang biasanya kontinen untuk mencapai toilet tepat waktu guna menghindari pengeluaran urine yang tidak disengaja.
B. Batas karakteristik
1. Mampu mengosongkan kandung kemih secara tuntas
2. Lama waktu yang diperlukan untuk mencapai toilet lebih panjang dari waktu antara merasakan dorongan ingin berkemih dan berkemih tanpa kendali
3. Mengeluarkan urine sebelum mencapai toilet
4. Kemungkinan hanya inkontinensia di pagi hari
5. Merasakan dorongan ingin berkemih
C. Faktor yang berhubungan
1. Perubahan faktor lingkungan
2. Gangguan kognisi
3. Gangguan penglihatan
4. Keterbatasan neuromuskular
5. Faktor psikologis
6. kelemahan
D. Saran Penggunaan
Tidak ada
E. Alternatif diagnosa yang disarankan
1. Inkontinensia urine: overflow
2. Inkontinensia urine: refleks
3. Inkontinensia urine: stres
4. Inkontinensia urine: total
5. Inkontinensia urine: urgensi
6. Defisit perawatan diri, eliminasi
7. Eliminasi urine, gangguan
8. Retensi urine
F. Hasil NOC
1. Perawatan Diri: Eliminasi: kemampuan untuk eliminasi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
2. Kontinensia urine: kendali eliminasi urine dari kandung kemih
3. Eliminasi urine: pengumpulan dan pengeluaran urine
G. Tujuan/ kriteria Evaluasi
1. Contoh menggunakan bahasa NOC
a. Menunjukkan kontinensia urine: yang dibuktikan oleh indikator berikut: (sebutan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang, sering atau selalu)
i. Mengidentasikan keinginan berkemih
ii. Berespons tepat waktu dorongan berkemih
iii. Mencapai toilet antara waktu dorongan berkemih dan pengeluaran urine
iv. Menata laksana pakaian secara mandiri
v. Melakukan eliminasi secara mandiri
vi. Mempertahankan pada eliminasi yang dapat diduga
b. Contoh lain
Menggunakan peralatan adaptif untuk membantu memanipulasi pakaian (melepas dan mengenakan kembali pakaian untuk eliminasi) dan berpindah jika inkontinensia berhubungan dengan hambatan mobilitas
H. Intervensi NIC
1. Berkemih Tepat Waktu: meningkatkan kontinensia urine dengan diingatkn secara verbal pada waktu tertentu untuk berkemih dan umpan balik sosial yang positif demi keberhasilan eliminasi.
2. Bantuan perawatan diri: eliminasi: membantu individu lain melakukan eliminasi
3. Manajemen eliminasi urine: memelihara pola eliminasi urine yang optimum
4. Pelatihan kebiasaan berkemih: menentapkan pola pengosongan kandung kemih yang dapat diperkirakan untuk mencegah inkontinensia pada individu yang mengalami keterbatasan kemampuan kognitif dan menderita inkontinensia urgensi, stres atau fungsional.
I. Aktivitas Keperawatan
1. Pengkajian
Manajemen eliminasi urine (NIC):
a. Pantau eliminasi urine, termasuk frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna; jika perlu
b. Kumpulkan spesimen urine porsi tengah untuk urinalisis, jika perlu
c. Identifikasi faktor yang menyebabkan episode inkontinensia
2. Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
1) Diskusi mengurangi episode mengompol, pertimbangkan strategi berikut:
i. Meningkatkan pencahayaan lingkungan untuk meningkatkan penglihatan
ii. Memasang dudukan toilet yang lebih tinggi dan susur tangan
iii. Menyediakan kursi buang air, pispot dan urinal portabel
iv. Melepas karpet yang mudah bergeser
2) Anjurkan pasien dan keluarga untuk menetapkan rutinitas berkemih pada waktu tertentu (sering diingatkan) berdasarkan pola eliminasi pasien untuk menurunkan episode mengompol.
3) Anjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan kulit dan higiene untuk mencegah kerusakan kulit.
4) Lakukan strategi manajemen kandung kemih selama melakukan aktivitas di tempat yang jauh dari rumah
5) Manajemen Eliminasi Urine(NIC):
i. Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih
ii. Ajarkan pasien untuk segera berespons terhadap keinginan berkemih jika perlu
iii. Ajarkan pasien dan keluarga untuk mencatat haluaran urine [dan pola] jika perlu
iv. Ajarkan pasien untuk minum 200 ml cairan saat makan, di antara waktu makan, dan di perang hari
6) Aktivitas kolaboratif
i. konsultasikan dengan dokter dan ahli terapi okupasi untuk bantuan ke tangkasan manual
ii. Managemen Eliminasi Urine (NIC): rujuk ke dokter jika tanda dan gejala infeksi saluran kemih terjadi
7) Aktivitas lain
i. Beri pakaian pelindung atau pengalas, jika perlu
ii. Modifikasi pakaian yang mudah dan cepat dilepas (misalnya: menggunakan ikat pinggang elastik atau Velcro, bukan riselting, kancing, dan pengait)
iii. Pelatihan Kebiasaan Berkemih (NIC)
1) Tetapkan interval jadwal eliminasi awal, berdasarkan pola berkemih dan rutinitas yang biasanya (misalnya: makan, bangun dan istirahat)
2) Bantu pasien untuk eliminasi dan berkemih tepat waktu pada interval yang diprogramkan
3) Gunakan kekuatan sugesti (misalnya air mengalir atau membilas toilet untuk membantu pasien berkemih
4) Hindari meninggalkan pasien di toilet selama lebih dari 5 menit
5) Kurangi interval eliminasi selama setengah jam jika terjadi lebih dari dua episode inkontinensia dalam 24 jam
6) Tingkatkan interval eliminasi selama setengah jam jika pasien tidak mengalami episode inkontinensia selama 48 jam hingga interval optimal setiap 4 jam dicapat
8) Perawatan di rumah
i. Tindakan di atas dapat digunakan atau diadaptasikan untuk perawatan di rumah
ii. Ajarkan pemberi asuhan untuk membersihkan kulit setelah episode inkontinensia dan rutinitas pembersihan dan pengeringan kulit setiap hari
iii. Rekomendasikan penyerap kelemahan jika diindikasikan
iv. Bantu klien dan keluarga membuat perubahan pada lingkungan rumah untuk meningkatkan akses mencapai toilet