Faal Reproduksi Pria, di dalam Fisiologi Keperawatan
(Sumber/ source: Purnawati, Lina Erna.2013. Power Point Faal Reproduksi Pria. Ponorogo.)
A. Fungsi Reproduksi
1. Spermatogenesis
2. Tindakan seksual
3. Regulasi oleh hormon
B. Anatomi Reproduksi
1. Tub seminiferus
2. Epididimis
3. Vas deferens
4. Ampula vas deferens
5. Vesica seminalis
6. urethra
C. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah pembentukan sperma. Pembentukan ini terjadi di tubulus seminiferus (selama sek atif sekitar mulai umur 13 tahun). Sperma dari tub seminiferus belum bergerak, bergerak karena gerak cilia dinding. Di epididimis, selama 18 jam-10 hari, mengandung hormon, enzim, zat gizi, menyimpan sperma (sedikit), sperma bisa bergerak. Di vas deferens, sperma disimpan di epididimis dan vas deferen dapat bertahan 42 hari 1,5 bulan or di genelia bertahan 3 hari.
D. Sel sertoli atau sel sustenkular
Sel sertoli adalah tempat spermatid. Memberikan zat gizi, hormon, enzim untuk spermatogenesis. Memproduksi hormon inhibin (negative feedback ke FSH)
E. Sperma normal yang matur
Kecepatan 1-4 milimeter/ menit. Gerakan cenderung lurus. Hidup di genitalia: 1-3 hari, Ph 7,5, sekitar 3,5 ml, rata-rata 400 juta atau ejakulasi, <20 juta: infertil.
F. Scrotum
Scrotum adalah pendingin testis (dipertahankan pada suhu 32 derajat Celcius). Tetap dingin karena sirkulasi udara. Pertukaran panas antara arteri dan vena spermatika. Pada kondisi panas suhu atau suhu tinggi: tub. Seminiferus atrofi, produksi sperma turun, kesuburan menurun.
G. Vesika seminalis
Vesika seminalis adalah isi cairan mukoid. Banyak fruktosa, fibrinogen, zat gizi. Prostagiandin sperma bergerak lebih cepat. Isi dikosongkan ketika terjadi ejakulasi.
H. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah mengencerkan ejakulat (ada enzim proteolitik) sperma mudah bergerak alkali, seperti susu, banyak asam sitrat, kalsium. Penting untuk keberhasilan fertilisasi, relatif asam, hipertrofi prostat adalah ganguan Buang Air Kecil tidak tuntas (sering pada orang tua).
I. Semen
Semen adalah cairan yang keluar pada ejakulasi. Komposisinya adalah sperma dan sekret kelenjar. Cairan berasal dari: vas deferens, vesica seminalis, kelenjar prostat, kelenjar ulbouretralis (Cowper), ph 7,2-7,8. Di vagina pH 6,5 (optimal untuk motilitas sperma).
J. Gonadrotropin hormone
Terdiri dari FSH (follicle stimulating hormone) dan LH/ cell stimulating. Disekresi oleh hipofisis anterior. Puberitas adalah terjadi peningkatan fungsi testis karena hipofissis anterior mensekresi Gn. Luiteinizing Hormon (LH) merangsang testis untuk memproduksi testosteron. FSH:
1. Merangsang perubahan spermatogonia spermatosit
2. Merangsang sel sertoli
K. Hormon Androgen
Antara lain: testosteron (berhubungan dengan testoteron. Testosteron: dibentuk oleh sel interstititsi testis (sel Leydig), setelah disekresikan testis berikatan dengan protein plasma beredar di sirkulasi sekitar 15 menit sampai 30 menit ke jaringan. Permulaan puberitas kadar meingkat, diawali dengan Luteinizing Hormon meningkat awalnya saat tidur.
1. Testoteron
Testoteron merupakan fetus dirangsang oleh gonadotropin korionik plasenta (sekitar bulan kedua embrional), awal pubertas: testoteron meningkat pesat. Lebih dari umur 40 tahun: testoteron menurun cepat. Sekitar 80 tahun: testosteron 1/5 ari peak.
2. Fungsi testoteron
a. Maskulinasi,
b. Pertumbuhan penis dan skrotum (sampai dengan usia 20 tahun)
c. Perkembangan kelenjar prostat, vesika seminalis, saluran genitalia
d. Tanda-tanda sex sekunder:
1) Pertumbuhan rambut (diatas publis, wajah dada). Tetapi beberapa orang ada pengurangan pertumbuhan rambut di puncak kepala
2) Suara lebih besar bass, kelenjar hipertrofi mukosa laring dan besaran laring.
3) Kulit lebih tebal dan kasar. Pembentukan protein dan perkembangan otot meningkat matriks tulang.
e. Libido (kemampuan sex)
f. Pemberian testosteron pada anak meningkatkan pertumbuhan tulang tetapi epifisis menutup lebih cepat
L. Desensus testis
Terjadi pada 2 bulan terakhir kehamilan, terjadi ok/ ada testoteron. Gagal cryptoichidismus/ crytochismus. Tx sebelum puber
M. Climacterium pada pria
Fungsi reproduksi karena penuaan:
1. 40 tahun: 10% tubulus seminf tidak produksi sperma
2. 50 tahun:50% % tubulus seminf tidak produksi sperma
3. 80 tahun: 90% % tubulus seminf tidak produksi sperma
4. Kadar hormon testosteron menurun.
5. Keluhan sulit mempertahankan ereksi mungkin vena, arteri sklerosis.