Gelang Panggul atau Tulang-tulang Pelvis, Anatomi dan Fisiologi Paramedis/ Bracelet Hip or Pelvis Bones, Anatomy and Physiology Paramedic

Gelang Panggul atau Tulang-tulang Pelvis, Anatomi dan Fisiologi Paramedis
(Sumber/ Source: Pearce, Evelyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.)
(Rewritten by Dimas Erda Widyamarta: www.ithinkeducation.blogspot.com)
Gelang panggula adalah penghubung antara badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, yaitu tulang sakrum dan tulang koksigeus, yang letaknya terjepit antara dua tulang koxa, turut membentuk gelang ini. Dua tulang koca itu bersendi satu dengan lainnya di tempat simfisis pubis.
Pelvis terbagi atas panggul besar atau pelvis mayor yang merupakan suatu pasu dan terletak di bawah garis tepi atau linea terminalis dan panggul kecil dibentuk oleh tulang ilium yang melebar di atas linea terminalis. Pintu atas panggul yang disebut aditus pelvis (inlet) dibentuk oleh promontorium dari sakrum, garis ilio-pektinal (di setiap sisi) dan krista dari tulang publis (tulang duduk). Pintu bawah panggul (outlet) atau extus pelvis dilingkari oleh koksigeus dan tuberositas iskhii.
Sendi pelivs. Sendi sakro-iliaka adalah sendi antara permukaan sedi ilium yang disebut aurikuler sebab mirip dengan bentuk aurikel (daun telinga) dan kedua sisi sakrum. Gerakan di tempat ini sangat sedikit karena ligamen yang sangat kuat menyatukan permukaan sendi sehingga membatasi gerakan ke segala jurusan. Simfisis pubis adalah sendi kartilaginus antara tulang duduk yang dipisahkan oleh bantalan tulan rawan.

Catatan Klinik
A.     Lengkung kolumna vertebralis. Lengkung torakal yang berlebihan mengakibatkan bongkok atau kifosis. Bongkok adalah karena kurang luasnya dada, sering bersamaan dengan penyakit dada seperti bronkhitis. Kepala menunduk ke  depan dan dada ceper. Lengkung lumbal yang berlebihan atau lordosis, pelvis terangkat ke depan, otot perut longggar, dan ketegangan diletakkan pada ligamen di depan ujung pinggang. Dalam kedua hal, kifosis dan lordosis dapat berakibat telapak kaki ceper.
B.     Diskus intervertebralis (cakram antarruas tulang belakang)  dapat rusak karena kecelakaan atau usia. Setiap cakram mempunyai inti atau nukelus yang seperti selei terbungkus di dalam kapsul fibrus. Prolapsus atau melesetnya nukelus ini melalui kapsul- prolapsus diskus intervetebra- dapat menyebabkan tekanan pada kaar saraf di sampingnya dan menyebabkan sakit dan adakalanya kehilangan kekuatan di daerah distribusi dari saraf yang terkena. Prolapsus dari cakram lumbal adalah sebab umum dari siatika. Pengerutan cakram dengan perubahan degeneratif (kemunduran) terjadi pada usia lanjut.
C.     Tulang punggung dapat patah karean kekerasan langsung seperti pukulan hebat pada kecelakaan atau tidak langsung, seperti bila tertimpa sesuatu benda berat di atas kepala sedangkan bahu dan tulang punggung yang tidak mampu menahan berat itu menjadi patah. Akibat yang umum terjadi adalah fraktur dislokasi (potongan patahan pindah tempat) dan dalam hal ini sumsum belakang antara ruas vertebra yang tergeser dapat terluka parah.
Panggul juga dapat patah dan kalau patah pada dua tempat maka fragmen (potongan) yang tergeser dapat mengakibatkan luka pada beberapa organ panggul.

Pada wanita bertubuh kecil panggulnya dapat mengerut sehingga membuat pintu atas panggul atau aditur pelvis sempit. Pada pelvis ceper akibat rakhitis ukuran pintu atas panggul sangat berkurang sehingga menyulitkan atau tidak memungkinkan kelahiran anak secara normal.