Elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi/ Elements of Reproductive Health Services

Elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
(Source/ Sumber:  Noname.2004.Kesehatan Reproduksi.Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.)
(Rewritten by Dimas Erda Widyamarta: www.ithinkeducation.blogspot.com)
Ada 10 elemen pelayanan kespro (kesehatan reproduksi) yang ditetapkan pada ICPD Kairo untuk mengatasi masalah berkaitan dengan organ reproduksi dan fungsinya pada laki-laki dan perempuan.
Pelayanan kesehatan Reproduksi dalam konteks pelayanan kesehatan dasar mencakup elemen berikut:
1.      Pelayanan dan konseling, informasi, edukasi dan komunikasi KB yang berkualitas;
2.      Pelayananan prenatal, persalinan dan postpartum yang aman, termasuk menyusui;
3.      Pencegahan dan pengobatan kemandulan;
4.      Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman;
5.      Pelayanan aborsi aman, bila tidak melanggar hukum;
6.      Pengobatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi;
7.      Informasi dan konseling mengenai seksualitas, menjadi orang tua yang bertanggung jawab serta kesehatan reproduksi dan seksual;
8.      Pencegahan secara aktif praktek-praktek berbahaya seperti sunat perempuan atau mutliasi kelamin;
9.      Pelayanan rujukan untuk komplikasi KB, kehamilan, persalinan dan aborsi, kemandulan, ISR, IMS, dan HIV/ AIDS, serta kanker kandungan; dan
10.  Jika mungkin, program Kespro dan KB harus meliputi fasilitas diagnosis dan pengobatan IMS, seiring dengan meningkatkan risiko penularan HIV.
(Alcala, 1994)

Seseoran bisa mengalami masalah kespro lebih dari satu apda waktu yang bersamaan. Misalnya: ibu yang memeriksa kehamilan bisa saja merupakan korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)., yang mengidap ISR. Dlam sistem kesehatan, bidn yang sensitif akan menerapkan paket kespro dan memberi penanganan yang lebih dari sekadar pelayanan prenatal, tetapi juga memadukannya dengan penanganan kekerasan dan ISR.

Idealnya, kesepuluh elemen harus diberikan di setiap tingkatan sistem kesehatan. Naun, banyak negara miskin menghadapi kendala mengenai pembiayaan penyelenggaraan pelayanan tersebut. Selain itu, lembaga donor biasanya hanya memfokuskan pada program kespro tertetnu seperti KB dan HIV/ AIDS.