Manusia Purba Ternyata Suka Makan Otak Hewan

KOMPAS.com - Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, 25 April 2013, mengungkap bahwa manusia purba spesies Homo erectus ternyata suka memakan otak hewan seperti antelop. Hasil studi ini menjadi bukti arkeologis paling tua perilaku karnovora manusia purba.

Kesimpulan bahwa manusia purba suka mengonsumsi otak hewan didapatkan setelah ilmuwan menemukan tulang belulang dari setidaknya 81 individu hewan. Mereka menemukannya ketika mengekskavasi situs Kanjera Selatan di Kenya.

Tim yang dipimpin oleh Joseph V. Ferraro dari Waylor University di Amerika Serikat menemukan tulang tengkorak dan rahang antelop serta kijang Afrika. Ilmuwan menemukan bekas pukulan alat batu pada tengkorak dan rahang, mengindikasikan adanya upaya mengeksploitasi otak di dalamnya.

Menurut ilmuwan, Homo erectus tak mendapatkan tengkorak hewan lewat berburu, tetapi dengan mengais sisa-sisa buruan harimau dan hewan buas lain. Biasanya, predator memakan buruannya dengan cepat dan hanya pada bagian yang kayak daging. Tengkorak ditinggalkan.

Ferrarro mengatakan, dugaan bahwa Homo erectus mengonsumsi otak diperkuat dengan "perjuangan" yang harus dilakukan spesies itu. Begitu menemukan tengkorak, Homo erectus harus membawanya ke tempat tertentu. Ini memakan energi. Kepala antelop dan kijang Afrika juga terlalu berat.

"Mengapa harus mendapatkan, membawa dan memroses kemelimpahan kepala berukuran sedang? Jawabannya adalah jaringan yang berlemak, berkalori tinggi serta kaya nutrisi, sumber makanan langka dan bernilai di lingkungan padang rumput dimana makanan seperti buah kadang tak bisa didapatkan," ungkap Ferraro seperti dikutip Nature World News, Senin (6/5/2013).

Ferrarro menuturkan, perilaku karnovira, termasuk memakan otak, berperan penting dalam evolusi dan penyebaran manusia di Bumi. Makanan berupa daging mendukung pertumbuhan tubuh dan tak yang lebih besar serta mendukung perjalanan jarak jauh manusia dalam migrasinya.

Manusia juga mengalami adaptasi terkait perilaku karnovira itu. Dari semula memiliki usus yang hanya bisa memroses makanan seperti buah menjadi usus yang mampu memroses makanan kompleks seperti lemak yang banyak terdapat pada daging dan jeroan. Adaptasi ini salah satu kunci yang mendukung migrasi dan dominasi manusia di Bumi.

Penelitian yang dilakukan Ferraro, selain mengungkap adanya perilaku memakan otak, juga mengungkap bahwa Homo erectus sudah mahir berburu hewan-hewan kecil. Mereka mengonsumsi daging hewan tersebut.