Bentuk dan Makna Bahasa, di dalam Bahasa Indonesia/ Language Form and Meaning, in the Indonesian

Bentuk dan Makna Bahasa, di dalam Bahasa Indonesia

(Sumber: Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PenerbitNusaIndah.)

Bahasa seagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdiri dari dua bagian yang besar yaitu “bentuk (arus ujaran)” dan “makna (isi)”. Bentuk bahasa adalah bangain dair bahasa  yang dapat dicerap pacaindra entah dengan mendegar atau dengan membaca. Bentuk bahasa selanjutnya dapat dibagi atas dua bagian  yaitu unsure segmental dan unsure suprasegmental. Unsure segmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang dapat dibagi atas bagian (segmen) yang lebih kecil. Sedangkan unsure suprasegmental adalah bagai ndari bentuk bahasa yagn kehadirannya tergantung dari unsure segmental.
Unsure segmental bahasa, secara hirarkis dari yang paling besar hingga ke bagian yagn paling kecil adalah: “wacana” (yang dapat berujud alinea, rangkaian alinea yang membentuk satu kesatuan, anak bab, bab, suatu karangan utuh), kalimat, klausa, frasa, kata morfem, suku kata, dan fonem. Urutan di atas sekaligus menyatkaan bahwa sebuah “wacana” besar dapat dibagi atas wacana yang lebih kecil berturut-turut: karangan utuh dapat dibagi atas bab, bab di bagi atas anak ban, anal ban dibagi atas rangakaian alinea, rangkaian alinea dibagi ataas sebagai wacana terkecil. Selanjutnya alinea dibagi atass kalimat, kalimat dibagi atas klausa, klausa dibagi atas frasa, frasa dibagi atas kata, kata atas morfem, mofem atas suku kata, suku kata atas fonem.
Unsure suprasegmental bahasa terdiri dari intonasi dan unsure bawahnya, yagn kehadirannya tergantung dari unsure segmental bahasa. Unsure intonasi adalah tekanan (diukur dari keras lembutnya arus ujaran), nada (diukur dari tinggi rendahnya arus ujaran), durasi (diukur dari panjang pendekya atau lama waktu yagn diperlukan untuk mengucapkan tiap segmen), perhentian yang membagi sebuah arus ujaran.

“makna” adalah “isi” yagn terkandung di dalam bentuk tadi, yang dapat menimbulkan reaksi tertentu. Reaksi itu dapat timbul karena kita mendegnar kata tertentu (makna kata atau makna leksikal), mendengar atau membaca rangkaian kata yagn membnetuk frasa, klausa, kalimat (makna sintaktis), atau reaksi itu timbul sesudah membaca atau mendengar sebuah wacana (makna wacana). Semua bidang makna ini dipelajari dalam cabang ilmu bahasa yang disebut semantic.