Idiolek dan Dialek, di dalam Bahasa Indonesia/ Idiolek and dialects, in the Indonesian

Idiolek dan Dialek, di dalam Bahasa Indonesia

(Sumber: Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PenerbitNusaIndah.)

I) Idiolek

Apa yang ktia namakan “bahasa” itu adalah suatu sistim keseluruhannya. Untuk meninjau bahasa itu dengan lebih mendalam, kita harus mengambil suatu landasan sebagai titik tolak yaitu mempergunakan “satu orang” dari suatu kelompok masyarakat bahasa. Bila kita membandingkan bahasa seorang dengan bahasa seorang yang lain, maka akan Nampak pada kita bahwa setiap orang memiliki beberapa keistimewaan yagn tidak dimiliki oleh orang lain, walaupun mereka semua adalah anggota dari suatu masyarakat bahasa. Si Ali, dalam pergaulannya sehari memiliki kebiasaan untuk mengakhiri tuturnya dengan kata ‘bukan?’, sedangkan si Dul tidak suka dengan kebiasaan itu. Pilihan kata pun yang seroagn berbeda dari yang lain. namun semuanya itu kita sebut “satu” bahasa, semuanya merupakan perbendaharaan dari suatu bahasa. Tutur kata setiap anggota masyarakat bahasa, yang ditandai perbedaan yang kecil semacan itu disebut idiolek.

Batasan: keseluruhan ciri-ciri dalam ujaran perseorangan disebut idiolek.

II) Dialek

Bila bidang tinjauan dari kita perluas, maka ktia akan menemukan kenyataan lain: bahwa dalam suatu masyarkat bahasa terdapat lagi perbedaan yagn umum antara suatu kelompok dengan kelompok yagn lain. ada suatu kelompok pemakai bahasa Indonesia misalnya(yaitu kumpulan dari sejumlah idiolek-idiolek) akan mengucapkan kata ‘pecah’, sedangakn kumpulan idiolek yang lainnya akan mengucapkan dengan ‘pi-cah’. Begitu pula ada kelompok idiolek yang mengucapkan ‘nasehat’ sedangakn kelompok lain akan emngucapkan dengan ‘nasihat’.
Setiap kelompok idiolek itu menunjukkan persamaan yang khas dalam Tata bunyi, kata-kata, ungkapan dan lainnya. Tiap kumpulan mempunyai ciri tertentu yang dapat membedakannya dari kumpulan idiolek lainnya. Ada kumpulan idiolek yang mengatakan: ape, kate, mude, dan sebagainya, tetapi ada pula kelompok idiolek yang mengucpakan dengan: apa, kata, muda, dan sebagainya.
Untuk memperjelas hal ini dapat kita mengajukan contoh yang konkrit dalam bahasa Melayu: melayu Jakarta lain dari Melayu Medan, melayu Medan lain pula dengan halnya dari Melayu Ambon. Bahasa Jwa yang dipergunakan oleh orang di Surabaya lain dari bahasa Jawa yang dipergunakan di Semarang atau di Solo. Tetapi semuanya itu secara umum kita sebut bahasa Melayu atau bahasa Jawa. Tiapnya itulah merupakan sketauan yang kita maksudkan di sini. Ksetauan ini kita sebut “dialek”. Jadi: ada dialek Melayu Jakarta, ada dialek melayu Medan, dialek Melayu Ambon, ada dialek Jawa Surabaya, dialek Semarang, Solo, dan sebagainya.


Batasan: kumpulan idiolek yagn ditandai ciri yang khas dalam tata bunyi, kata-kata, ungkapan dan lain-lain disebut: dialek.