Warna-warni masa sekolah memang susah kalo mesti dihilangin dari ingatan. Bagi saya, kelas 2 SMA adalah masa-masa yang paling punya liku-liku di sepanjang sejarah SMA, di masa 2 SMA ini saya ngerasa bandel. Bandelnya relatif sih *nggak sampai dipanggil guru BK kok, kayak rok dipotong pendek *di atas mata kaki, terus kukunya panjang *dipotong sama wakil kepala sekolah, dan lain-lain. Heh, tapi juga saya lumayan berprestasi, loh. Prestasinya ada deh. Nggak usah dibahas dulu dalam tulisan kali ini :p. yang terpenting saya ingin bercertita tentang pacar saya, teman sekaelas saya yang diam-diam suka saya *saya juga suka sih, dan gebetan saya. Merekalah yang menjadi pemanis masa-masa ini.
DWIE, dia adalah salah satu cowok yang pernah parkir sebentar di hati saya. Saya kenal dia dari teman-teman saya yang juga kelompok geng Dwie itu. Dwie, baik sih sifatnya kalau buat saya, meskipun tidak sedikit teman-teman saya yang bilang kalau dia itu badung. Saya dan Dwie beda sekolah. Dia SMA 2 dan saya SMA 1, dia juga lebih tua 1 tahun dari saya, dengan kata lain waktu itu dia kelas 3 SMA. Dari kenal, kenal, dan kenal kemudian kami tambah deket, dan akhirnya jadian *cerita pacaran yang umum buat anak SMA. tapi, aku sama dia berasa kurang cocok. Banyak berantemnya dari pada jadiannya. Kemudian kita pun putus.
RURI, teman sekelas saya se-11 IPA 2 yang diam-diam menyukai saya *ciiieee, waktu itu saya dan dia tidak jarang jadi ejekan teman-teman sekelas. Ruri, vokalis band, ganteng sih, putih, sedikit lebih tinggi dari saya. Di tengah masa kejombloan saya setelah putus dari Dwie, Ruri pedekate sama saya, beberapa teman sekelas saya membantu Ruri untuk dekat dengan saya. Seketika itu saya tahu kalau sebenarnya Ruri itu sudah lama menyukai saya, cuma waktu itu dia nggak mau lebih dekat dengan saya karena saya masih bersama Dwie. 3 hari, 4 hari, 5 hari Ruri masih berusaha melakukan yang namanya pendekatan dengan saya :D
EVAN, ketua OSIS SMA 2 yang kebetulan juga anak Paskibraka 2009. Woooouw... dia gebetan saya, meskipun saya sedang dekat dengan Ruri, saya tidak enak menjauh dari Ruri. Oya, kembali lagi ke Evan, saya kenal Evan dari teman sekelas saya yang bernama Ayu. Ayu memperkenalkan Evan dengan saya. Waktu pertama kali ketemuan "yeah... I think, this is my first love at the first sight!". Baru kali ini saya bisa langsung suka dengan seorang cowok, mungkin rasa itu lebih mengarah ke rasa cinta *ceiillleh... Cinta anak yang masih berseragam. Tapi, gimana saya bisa nggak suka coba jika orangnya aja cool, keren, ganteng, tinggi, ketua OSIS lagi. Hahaha... Ini nih model jatuh cintanya anak SMA.
Eits... baru inget, kala itu saya juga lagi balikan sama Dwie. Berasa rakus banget dah saya waktu itu. Balikan sama Dwie dan dekat sama Evan, dan Ruri. Saya bingung, salah satu siasat yang saya ambil waktu itu adalah putusin Dwie lagi biar satu orang selesai *lagian waktu itu aku kurang suka sama Dwie karena sifat dia ke orang-orang yang kasar. "Wik, kita putus ya, rasanya saya nggak sepikiran lagi sama kamu...". Next, Ruri dan Evan. Jujur sebenernya saya dulu juga suka sama Ruri, ya... itu dulu sebelum kedatangan Evan ke kehidupan saya Saya merasa Evan bikin saya jatuh hati, bikin saya melek sama cinta masa putih abu-abu. Saya pun menjauhi Ruri secara perlahan dan tanpa penyelesaian yang jelas, saya bertindak pura-pura nggak tau dan cuek saja *bukan banget cara yang bijaksana, sampai Ruri pun sadar kalau saya sepertinya tidak ingin punya hubungan lebih dari teman. Ruri menjauh, dan saya semakin akrab dengan Evan hingga ketika Minggu sore tanggal 23 Mei 2010, Evan menyatakan rasa sukanya terhadap saya. Jujur, saya senang sekali waktu itu, saya merasa menjadi gadis remaja paling bahagia di dunia karena saya diberi kesempatan bisa bersama dengan "cinta pertama" saya. Tapi, di lain sisi saya sebenarnya juga merasa bersalah dan kasihan dengan Ruri yang datang mendekat tetapi saya tidak memiliki rasa suka lagi dengannya, tidak lain karena kedatangan Evan.
I'm so sorry, Ruri :(.
Tulisan ini diikutsertakan pada GiveAway Gokil Love dari kak Vindy