Asal Mula Pancasila menurut Notonagoro, dalam Kesehatan Keperawatan/ Origin of Pancasila by Notonagoro, in Health Nursing


Asal Mula Pancasila menurut Notonagoro, didalam Kesehatan Keperawatan

(Sumber: Mr. Sunarto. 2013.Pendidikan Pancasila. Ponorogo.)

1) Kausa Materialis (Asal mula bahan). Unsur pancasila digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
2) Kausa Formalis (Asal Mula bentuk). Bentuk Pancasila dirumuskan sebagaimana termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama Drs. Muhammad Yamin serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan membahas pancasila terutama daam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
3) Kausa Efisien (asal mula karya). Asal mula karya adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah dlakukan pembahasan baik dalam sidang BPUPKI, panitia sembilan.
4) Kuasa Finalis (Asal mula tujuan), asal mula tujuan adalah para anggota BPUPKI dan panitia sembilan termasuk Ir Soekarno dan Hatta yang menentukan Tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah.

A) Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam “Tri Prkaara” atau “Tiga Asas” yaitu:
1) Unsur Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara secara yuridis sudah dimiliki bangsa Indonesia sebagai asas adat istiadat dan kebudayaan dalam arti luas (pancasila asas kebudayaan)
2) Unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia sebagai asas dalam agama (pancasila asas religius)
3) Unsur tadi kemudian diolah, dibahas dan dirumuskan secara seksama oleh para pendiri negara dalam sidang BPUPKI, yang akhirnya disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara Indonesia (Pancasila asas Kenegaraan)

B) Kelima sila Pancasila merupakan satu kesatuan. Pancasila susunannya adalah majemuk tunggal (merupakan satu kesatuan yang bersifat organis), yaitu:
1) pancasila terdiri atas bagian yang tidak terpisahkan
2) Masing-masing bagian mempunyai fungsi dan kebudayaan tersendiri
3) Meskipun masing-masing bagian berbeda tetapi tidak saling bertentangan akan tetapi, saling melengkapi.
4) Bersatu untuk mewujudkan secara keseluruhan
5) Keseluruhan sila membina bagian
6) Tidak boleh satu sila pun di tiadakan, melainkan merupakan satu kesatuan.