Konsep Dasar Manusia Bagian Kedua, di dalam Kesehatan/ Basic Concept of Man Part Two, in the Health


Konsep Dasar Manusia Bagian Kedua, di dalam Kesehatan

(Sumber/ source: Dosen Nurhayati, Tetik. 2013. Konsep Dasar Manusia. Ponorogo.)

Manusia? Individualistik, holistik, homeostatis, system.

A)    Individualistik
Manusia itu unik, misterius, multi dimensi. Individualistis berhubungan dengan persepsi seseorang: cara berpikir, berperasaan dan bertindak.

B)     Holistik
Holistik merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang meliputi: Bio-psiko-sosio-spiritual.

1)      Biologis
Terdiri dari sel-sel dan organ yan saling berhubungan sehingga manusia dapat hidup dan berkembang. Mempunyai kebutuhan supaya tetap hidup. Tidak terlepas dari hukum alam, yakni: lahir-hidup- berkembang-mati.
2)      Psikologis
Psikologis mempunyai keinginan untuk dimiliki, memiliki, rasa aman dan nyaman. Psikologis mempunyai daya pikir, kecerdasan dan nalar. Secara kejiwaan, manusia mempunyai tiga (3) struktur kepribadian, yaitu: id, ego dan super ego.
a)      Id. Id adalah struktur kepribadian yang paling dasar dan telah ada sejak lahir. Cirinya: menurut kepuasan tanpa memperhatikan realita yang ada.
b)      Ego, pusat pengendali keseimbangan antara id dan super ego. Ego merupakan penghubung kehendak individu dengan dunia luar. Dalam menuntuk kepuasaan selalu mempertimbangkan realita yang ada.
c)      Super ego merupakan akumulasi norma dan etika yang ditanamkan oleh orang tua.
Pribadi yang sehat adalah adanya keseimbangan antara Id, Ego, dan super ego.
3)      Spiritual.
Spiritual merupakan keyakinan dan mengakui adanya Tuhan. Spiritual mempunyai pandangan hidup, dorongan yang sejalan dengan sifat religius yang dianutnya.

4)      Sosial
Dilahirkan, hidup berkembang di tengah masyarakat  dengan menganut sistem nilai dan norma. Sosial memerlukan hidup bersama orang lain dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sosial dipengaruhi oleh kebudayaan dan beradaptasi terhadap lingkungan. Sosial dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada.


Seluruh Organisme hidup saling berinteraksi →adanya gangguan pada satu bagian. Akan mempengaruhi bagian yang lain→jika mempelajari satu bagian dari manusia, maka harus mempertimbangkan bagaimana bagian tersebut berhubungan dengan lain→ harus mempertimbangkan interaksi individu dengan lingkungan eksternal.

C)     Makhluk Homeostatis
Homeostatis merupakan kecenderungan tubuh untuk mempertahankan suatu keadaan sementara secara terus menerus. Menurut W. B. Canon (1939), homeostatis merupakan kekonstanan relatif dari proses internal dalam tubuh. Misalnya: kadar Oksigen dan Karbon dioksida dalam tubuh, tekanan darah, suhu, gula darah dan lainnya. Macam-macam homeostatis:

1)      Homeostatis Fisiologis. Homeostatis fisiologis adalah suatu keadaan lingkungan internal dalam tubuh yang relatif stabil dan konstan. Terbagi dalam beberapa kelompok yakni: sistem syaraf otonom, sistem endoktrin, sistem renal, sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem intestinal. Mekanisme homeostatis:
                                i.            Self regulating
                              ii.            Compensatory
                            iii.            Diregulasi oleh sistem feed back
                            iv.            Membutuhkan beberapa feed back mekanisme untuk memperbaiki satu ketidakseimbangan fisiologis.

2)      Homeostatis Psikologis. Homeostatis psikologis adalah keseimbangan psikologis atau mental individu. Keseimbangan psikologis didapatkan bila kebutuhan psikologis terpenuhi dipengaruhi oleh norma sosial dan kultur. Apabila satu atau lebih dari kebutuhan psikologis belum terpenuhi, individu akan mengaktifkan koping mekanisme untuk memperahankan keseimbangan psikologis. Beberapa syarat untuk mengembangkan homeostatis psikologis.
                                i.            Lingkungan fisik yang stabil→individu merasa aman. Misalnya: kecukupan kesediaan air, transportasi, perumahan, dan lainnya.
                              ii.            Lingkungan psikologis yang stabil→ individu merasa percaya diri dan tumbuh kasih sayang.
                            iii.            Lingkungan sosial yang ideal→ individu mempelajari nilai sosial dari orang lain.
                            iv.            Pengalaamn hidup yang memberikan kepuasaan.