Kukasih-Kekasih



Hari ini, aku melihat pohon yang selalu berada di sampingku bertambah usia. Semoga ia menjadi kokoh, tidak rapuh. Meski sampai sekarang belum berbunga, setidaknya ia meneduhkan. Tetaplah tumbuh menjulang dan tidak membosankan meski bertambah usia. Selamat ulang tahun, cinta.

Seperti catatan dua pohon yang beberapa bulan kuposting. Kita benar tumbuh sekarang. Meski belum juga berbunga. Semoga saling meneduhkan. Pada serpihan bunga kering usang yang selalu kita ceritakan, sampaikan salam perpisahan. Biar mereka terbang dibawa angin. Mungkin angin menyiapkan jodoh untuk bunga gugur mengering itu, dan pada akhirnya, pohon kita akan menumbuhkan bunga-bungan baru yang lebih segar. Yang menyejukkan. 

Setahun lalu, di ruangan yang sama dan ujian matakuliah Praktikum Jurnalistik, Auditorium. Dia yang duduk di barisan depan menghampiriku yang duduk di tengah-tengah hampir bagian belakang. Menyodorkan tangan sambil mengerjapkan mata. Sebuah isyarat jika ia sudah mulai berdandan. Sebuah perubahan.

“Hari ini aku ulang tahun.”

Dua tahun lalu di ruangan yang sama ketika lomba debat. Namun masih terselubung. Hanya beberapa orang yang mengatakan. Dan aku menyalaminya, kita belum sedekat sekarang.

“Selamat ulang tahun.”

Hari ini, di auditorium.

“Selamat ulang tahun,” kukecup pipimu yang lembut.