Pintu



Kamu itu seperti perempuan penerima tamu.
Memangnya salah ya?
Akankah lebih baik jika kamu mengintainya dulu melalui lubang pintu sebelum mempersilakan masuk.
Walaupun aku membukakan pintu, tapi mereka tak kubiarkan begitu saja masuk.
Nah, itu. Kamu biarkan mereka melihat kedalaman hatimu.
Biarlah. Begini juga aku bisa kecewa.
Tapi tetap saja bercengkrama dengan yang lainnya.
Itu caraku menikmati hidup.
Ah, berdebat denganmu itu melelahkan. Kamu tak bisa kuarahkan.
Aku memang tak mau. Aku tak bisa hidup dengan orang sepertimu.
Hm, kamu tau kenapa langit hari ini begitu biru?
Pertanyaan klasik, dan jawaban itu sudah di luar kepala.
Karena aku mencintaimu.
Aku lebih suka menutup pintu rapat-rapat.