Tahap Implementasi, di dalam Diagnosa Keperawatan/ Implementation Phase, in the Nursing Diagnosis


Tahap Implementasi, di dalam Diagnosa Keperawatan
(Sumber/ source: Rosjidi, Cholik Harun.2012.Proses Keperawatan.Ponorogo.)
 (Rewritten by Dimas Erda Widyamarta: www.ithinkeducation.blogspot.com)
Tahap implementasi perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dibuat dan dicatat dalam rencana perawat pasien. Pada tahap implementasi aktivitas seorang perawat adalah mengidentifikasi prioritas perawatan pasien kemudian terus memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan hasil pada anggota tim lain dan akhirnya mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.
            Implementasi merupakan faktor kategori dari perilaku keperawatan, di mana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter dan Perry 1997). Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas sehari-hari. Dengan kata lain, implementasi adalah melakukan rencana tindakan yang telah ditentukan untuk mengatasi masalah klien.
Implementasi dari proses keperawatan terdiri dari lima atahap.
1.      Mengkaji ulang klien, setiap kali perawat berinteraksi dengan klien, data tambahan dikumpulkan untuk menggambarkan pemenuhan kebutuhan fisik, perkembangan, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Ketika data baru didapatkan, perawat memodifikasi asuhan keperawatan.
2.      Menelaah dan memodifikasi rencana keperawatan asuhan keperawatan yang ada. Sebelum memulai perawatan, perawat membandingkan data dan menentukan validitas diagnosa keperawatan, serta menentukan apakah rencana yang dibaut sesuai dengan situasi saat ini.
3.      Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan, bantuan dapat berupa tenaga, pengetahuan, dan keterampilan keperawatan. Sebelum mengimplementasikan asuhan, perawat mengevaluasi terlebih dahulu kebutuhan bantuan dan jenis bantuan.
4.      Mengimplementasikan intervensi keperawatan, perawat memilih intervensi keperawatan dengan tujuan asuhan keperawatan:
a.       Membantu dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari
b.      Mengonsultasikan dan memberikan penyuluhan kepada klien
c.       Memberi asuhan keperawatan langsung
d.      Mengawasi dan mengevaluasi kerja anggota staf lainnya
5.      Mengomunikasikan intervensi keperawatan. Intervensi yang telah dilakukan komunikasikan secara verbal kepada anggota tim dan dituliskan pada format sesuai kebijakan rumah sakit. Penulisan hasil implementasi menggunakan kaidah pendokumentasian yang benar.
A.     Komponen Tahap Implementasi
1.      Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri merupakan tindakan perawat secara mandiri tanpa pesanan dari dokter atau profesi kesehatan lain dan masih dalam batas wewenang perawat. Tindakan keperawatan mandiri ditetapkan oleh organisasi profesi, undang-undang praktik perawat dan kebijakan institusi perawatan kesehatan. Contoh tindakan mandiri pada pasien stroke adalah mengajarkan ROM aktif-pasif, memeriksa kulit, mengkaji ADL.
a.       Mengajar klien untuk mengganti balutan apda bunion
b.      Mengajar klien tentang nyeri melalui bernapas ritmik
c.       Mendemonstrasikan teknik aseptik medis dalam membersihkan mulut
d.      Mendemonstrasikan teknik ambulasi yang aman
e.       Mengajarkan klien teknik relaksasi
f.       Menjelaskan dan mendemonstrasikan efek terapeutik napas dalam/ batuk
g.       Membantu masukan dan keluaran; nilai kimia/ hematologi darah
h.      Mengajar klien tentang pengurangan nyeri melalui guided imagery.
2.      Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindaka keperawatan kolaboratif merupakan tindakan keperawatan yang diimplementasikan bila perawat bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan lain dalam membuat keputusan bersama untuk mengatasi masalah pasien. Contoh: kebutuhan terapi obat, kebutuhan diet, terapi okupasi, dan lainnya.
a.       Membahas rencana pulang klien dengan tim multidisiplin
b.      Membahas ketakutan klien dengan rokhaniawan
c.       Memberikan obat nyeri sesuai pesanan dokter
d.      Melakukan konsul dengan ahli gizi
e.       Merujuk klien ke ahli terapi pernapasan
Metode dan bentuk implementasi, yaitu:
a.       Aktivitas kehidupan sehari-hari, merupakan kegiatan sepanjang hari yang mencakup ambulasi, makan, berpakaian, berhias, mandi dan menyikat gigi. Aktivitas ini bersifat akut, kronis, temporer, permanen atau rehabilitasi.
b.      Konseling merupakan metode untuk membantu klien menggunakan proses pemecahan masalah dalam mengenali dan menangani stres serta memudahkan hubungan interpersonal klien, keluarga, dan tim perawatan kesehatan (Potter dan Perry 1997)
c.       Penyuluhan berhubungan erat dengan konseling. Keduanya mencakup keterampialn komunikasi dalam usaha mengubah perilaku klien. Penyuluhan berfokus pada pertumbuhan intelektual atau mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan psikomotor baru, sedangkan konseling berfolus pada pengembangan sikap dan perasaan baru (Redman 1993 dalam Potter dan Perry 1997)
d.      Memberikan asuhan langsung, menggunakan tindakan pencegahan dan preventif dalam memberikan asuhan, menerapkan teknik yang tepat dalam memberikan asuhan, menyiapkan klien untuk prosedur yang spesifik, serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa klien yang berada dalam situasi darurat.
3.      Dokumentasi tindaka keperawatan dan respons
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian atau aktivitas yang otentik dengan membuat catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan media untuk komunikasi antar tenaga kesehatan tentang status pasien. Dokumentasi merupakan alat buktu semua tidnakan mandiri dan kolaboratif yang telah diimplementasikan oleh perawat..
Beberapa tipe pencatatan:
a.       Lembar pengkajian
b.      Pencatatan naratif
c.       Pencatatan SOAP
d.      Pencatatan fokus
e.       Catatan grafik dan flowsheet
Secara lengkap sistem dokumentasi tindakan keperawatan dijelaskan pada mata kuliah Dokumentasi Keperawatan
B.     Pertanyaan Kritis
1.      Mengkaji ulang, apakah sebelum melakukan implementasi perawat melakukan pengkajian ulang untuk mengetahui tindakan tersebut masih dibutuhkan oleh klien atau tidak?
2.      Menentukan kebutuhan akan asisten perawat, sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan pengkajian apakah tindakan dapat dilaksanakan oleh perawat seorang diri atau membutuhkan asisten?
3.      Melaksanakan tindakan keperawatan
a.       Apakah saat implementasi asuhan keperawatan, perawat secara kesinambungan mengkaji respon klien terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan?
b.      Apakah semua rencana keperawatan diimplementasikan dengan menerapkan sikap berpikir kritis seperti integritas, kasih sayang, percaya diri dan keinginan untuk menerima serta memahami respon klien?
c.       Apakah saat intervensi keperawatan diimplementasikan, rencana perawatan dimodifikasi sesuai dengan respons klien?
4.      Mendokumentasikan tindakan keperawatan
a.       Apakah setelah melaksanakan tindakan keperawatan, perawat mendokumentasikannya ke dalam format catatan keperawatan dan menandatanganinya?
b.      Apakah pencatatan sudah dibuat secara ringkas, jelas dan obyektif serta memenuhi kriteria bahwa pencatatan yang dibuat menunjukkan diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif, pencatatan yang dibuat menggambarkan intervensi keperawatan dan respon klien terhadap intervensi tersebut, pencatatan yang dibaut mencakup semua data tambahan yang relevan?
c.       Apakah pendokumentasian catatan keperawatan menggunakan kalimat aktif? Perwat harus memperhatikan respons klien, baik respon yang diungkapkan klien (subyektif) maupun respon yang dilihat perawat (obyektif)
C.     Kesimpulan
Implementasi keperawatan membantu pasien untuk memenuhi kriteria hasil yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan masalah.
1.      Implementasi melibatkan intervensi yang disertai dengan prinsip keamanan, efektif, dan efisiensi
2.      Rencana yang di standarisasi memicu pemikiran untuk mengembangkan intervensi keperawatan yang individualisasi.